Rabu, 28 Januari 2009

Penyakit Pada Sistem Transportasi Darah

Hemofilia 

adalah kelainan perdarahan yang diturunkan yang disebabkan adanya kekurangan faktor pembekuan. hemofilia A timbul jika ada defek gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII (FVII) sedangkan hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX (FIX). hemofilia A dan B tidak dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan pola pewarisan gen yang serupa. hemofilia adalah salah satu penyakit genetik tertua yang pernah dicatat. kelainan perdarahan yang diturunkan yang terjadi pada seorang laki-laki tercatat dalam berkas

Talmud pada Abad Kedua. sejarah modern dari hemofilia dimulai pada tahun 1803 oleh John Otto yang menerangkan adanya anak yang menderita hemofilia, diikuti oleh Nasse pada tahun 1820 yang pertamakali mereview hemofilia. Wright pertama kali mendemonstrasikan adanya bukti suatu defek pada proses pembekuan darah pada hemofilia tahun 1893, namun faktor VIII (FVIII) belum teridentifikasi sampai pada tahun 1937 ketika Patek dan Taylor berhasil mengisolasi faktor pembekuan dari darah, yang saat itu mereka sebut sebagai faktor antihemofilia (AHF).

S

uatu bioassay dari faktor

 VIII diperkenalkan pada tahun 1950. walaupun hubungan antara FVIII dan faktor von Willbrad (vWF) saat ini telah diketahui, namun hal ini tidak disadari saat itu. pada tahun 1953, kurangnya faktor VIII pada pasien dengan defisiensi vWF pertama kali diterangkan. lalu penelitian berikutnya oleh Nilson dan kawan-kawan mengindikasikan adanya interaksi antara 2 faktor pembekuan tadi.

Pada tahun 1952, penyakit christmas pertama kali dideskripsikan dan nama penyakit tersebut diambil dari nama keluarga pasien pertama yang diteliti secara menyeluruh. penyakit ini sangat berbeda dari hemofilia karena pencampuran plasma pasien penyakit christmas dengan plasma pasien hemofilia menormalkan masa pembekuan (clotting t

ime/CT) karena itu hemofilia A dan B kemudian dibedakan.

Pada awal tahun 1960an, kriopresipitat adalah konsentrat yang pertama kali ada untuk terapi hemofilia. pada tahun 1970an, lyophilized intermediate-purity concentrates atau konsentrat mur

ni liofil menengah pertama kali dibuat dari kumpulan darah donor. sejak saat itu terapi hemofilia secara dramatis berhasil meningkatkan harapan hidup penderitanya dan dapat memfasilitasi mereka untuk pembedahan dan perawatan di rumah

Pada tahun 1980an, resiko tertular penyakit yang berasal dari konsentrat FVII pertamakali diketahui. kebanyakan pasien dengan hemofilia berat terinfeksi oleh penyakit hepatitis B dan hepatitis C. pada akhir tahun 1980an hampir semua pasien hemofilia berat terinfeksi hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. teknik virisidal terbaru kemudian ditemukan dan efektif membunuh virus-virus tersebut. standar terbaru tatalaksana hemofilia sekarang menggunakan konsentrat FVIII rekombinan sehingga dapat menghilangkan resiko tertular virus.

Anemia

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.

Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

Penyebab Anemia

Penyebab umum dari anemia:

  • Anemia Aplasti adalah jenis anemia yang tergolong langka dan muncul lantaran adanya gangguan pada pabrik sel darah merah, yakni sumsum tulang belakang

Gejala

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

Diagnosa

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksa

an tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit (CBC). Pengobatan menggunakan Calcium I, Beneficial, Vitality dan Vigor.

Leukemia

Leukemia merujuk kepada satu kelompok penyakit darah yang ditandai dengan kanker pada jaringan-jaringan yang memproduksi darah. Leukemia adalah kanker yang paling banyak menimpa kanak-kanak di negara industri. Di Britania Raya, satu dari 2000 kanak-kanak menderita penyakit ini.

Pada abad ke-19, leukemia dilihat sebagai satu penyakit mematikan tunggal yang homogen, ditandai oleh penampakan sampel darah yang putih (leuko-). Namun dengan berkembangnya pemahaman proses patologi dan cytologi, dokter sekarang mampu mengenali penyakit berbeda yang banyak yang membutuhkan perawatan yang berbeda.

Jenis utam

a

Leukemia boleh dibahagikan secara klinikal dan patologikal kepada bentuk akut (mendadak)

 dan kronik (teruk):

·                     Leukemia akut: penghasilan pesat sel darah muda. Ini menyebabkan tulang sumsum gagal menghasilkan sel darah dewasa. Boleh terjadi pada kanak-kanak dan orang muda. Jika tidak dirawat segera, pesakit boleh meninggal dalam masa beberapa bulan ataupun minggu.

·                     Leukemia kronik: penghasilan banyak sel darah dewasa yamg tak normal. Biasanya mengambil masa beberapa bulan hingga tahun. Biasanya terjadi pada orang tua, tapi tidak mustahil pada orang muda. Selalunya diawasi untuk suatu tempoh sebelu

m dirawat untuk keberkesanan rawatan yang maksimum.

Leukemia juga boleh dikelaskan mengikut jenis sel tak normal yang paling banyak dijumpai dalam darah:

·                     Jika sel limfoid yang dijangkiti, ia dipanggil "leukemia limfosit".

·                     Jika sel mieloid yang dijangkiti, ia dipanggil "leukemia mielogenus".

Jika dua jenis kategori ini digabungkan, terdapat empat jenis utama leukemia:

·                     Leukemia limfosit akut (ALL), paling biasa menjangkiti kanak-kanak.

·                     Leukemia mielogenus akut (AML), lebih biasa berlaku pada orang dewasa berbanding kanak-kanak.

·                     Leukemia limfosit kronik (CLL), biasanya menjangkiti orang tua > 55 tahun, boleh juga menjangkiti 

orang muda.

·                     Leukemia mielogenus kronik (CML), biasanya menjangkiti orang dewasa. Jenis paling jara

ng berlaku.

Perawatan

Perawatan umum dari leukemia adalah kemoterapi, kadangkala dengan penambahan terapi radiasi.

Bila kasusnya parah, transplantasi sumsum tulang kadangkala dibutuhkan. Tulang marrow yang sehat bila ditransplantasi di badan membantu membangun jaringan yang rusak oleh perawatan. Kesuksesan dari transplantasi sumsum tulang membutuhkan pemasangan tepat dari karakteristik darah. Hanya 20% pasien leukemia memiliki donor saudara kandung yang cocok. Dari mereka yang tidak mendapatkan yang cocok dari saudara, kurang dari sepertiga dapat menemukan pasangan yang cocok dari orang lain.

Sebuah alternatif dari transplantasi sumsum tulang adalah transplantasi darah tali pusat denga

n menggunakan sel dari tali pusat untuk menggantikan sel yang rusak oleh terapi leukemia. Proses darah tali pusat mempunyai kelebihan dibandingkan dengan transplantasi sumsum tulang karena sel-sel darah tali pusat belum diprogram untuk meneyrang jaringan asing. Proses ini telah berahsil digunakan di antara anak-anak. Potensi keberhasilan di antara orang dewasa tidak begitu pasti karena sebuah tali pusat hanya mengandung sepersepuluh jumlah sel yang biasanya dipasok oleh transplantasi sumsum yang biasa.

 

HIV

HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama CD4+ T cell dan macrophage, komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" - dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS.

Perkenalan

Istilah HIV telah digunakan sejak 1986 (Coffin et al., 1986) sebagai nama untuk retrovirus yang dius


ulkan pertama kali sebagai penyebab AIDS oleh Luc Montagnier dari Perancis, yang awalnya menamakannya LAV (lymphadenopathy-associated virus) (Barre-Sinoussi et al., 1983) dan oleh Ro

bert Gallo dari Amerika Serikat, yang awalnya menamakannya HTLV-III (human T lymphotropic virus type III) (Popovic et al., 1984).

HIV adalah anggota dari genus lentivirus [1], bagian dari keluarga retroviridae [2] yang ditandai dengan periode latensi yang panjang dan sebuah sampul lipid dari sel-host awal yang mengelilingi sebuah pusat protein/RNA. Dua spesies HIV menginfeksi manusia: HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah yang lebih "virulent" dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia; HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika barat (Reeves and Doms, 2002). Kedua spesies berawal di Afrika barat dan tengah, melompat dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis.

HIV-1 telah berev

olusi dari sebuah simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies chimpanzee, Pan troglodyte troglodyte (Gao et al., 1999).HIV-2 melompat spesies dari sebuah strain SIV yang berbeda, ditemukan dalam sooty mangabeys, monyet dunia lama Guinea-Bissau (Reeves and Doms, 2002).

Penularan

HIV menular melalui hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui anus, transfusi darah, penggunaan bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui. UNAIDS transmission. Penggunaan pelindung fisik seperti kondom latex dianjurkan untuk mengurangi penularan HIV melalui seks. Belakangan ini, diusulkan bahwa penyunatan dapat mengurangi risiko penyebaran virus HIV [3], tetapi banyak ahli percaya bahwa hal ini masih terlalu awal untuk merekomendasikan penyunatan lelaki dalam rangka mencegah HIV [4].

Pada akhir tahun 2004 diperkirakan antara 36 hingga 44 juta orang yang hidup dengan HIV, 25 jut

a di antaranya adalah penduduk sub-Sahara Afrika. Perkiraan jumlah orang yang terinfeksi HIV di seluruh dunia pada tahun 2004 adalah antara 4,3 juta hingga 6,4 juta orang. (AIDS epidemic update December 2004).

 

Wabah ini tidak merata di wilayah-wilayan tertentu karena ada negara-negara yang lebih menderita daripada yang lainnya. Bahkan pada tingkatan negara pun ada perbedaan tingkatan infeksinya pada daerah-daerah yang berlainan. Jumlah orang yang hidup dengan HIV terus meningkat di semua bagian dunia, meskipun telah dilakukan berbagai langkah pence

gahan yang ketat.

Sub-Sahara Afrika tetap merupakan daerah yang paling parah terkena HIV di antara kaum perempuan hamil pada usia 15-24 tahun di sejumlah negara di sana. Ini diduga disebabkan oleh banyaknya penyakit kelamin, praktek menoreh tubuh, transfusi darah, dan buruknya tingkat kesehatan dan gizi di sana (Bentwich et al., 1995). Pada tahun 2000, WHO memperkirakan bahwa 25% unit darah yang ditransfusikan di Afrika tidak dites untuk HIV, dan bahwa 10% infeksi HIV di benua itu terjadi lewat darah. [5].

Di Asia, wabah HIV terutama disebabkan oleh para pengguna obat bius lewat jarum suntik, hubungan seks baik antarpria maupun dengan pekerja seks komersial, dan pelanggannya, serta pasangan seks mereka. Pencegahannya masih kurang memadai.

Struktur

HIV 

berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter-kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya "spherical"

Anafilaksis

DEFINISI

Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan bisa menjadi berat.

Anafilaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami sensitisasi akibat pemaparan terhadap suatu alergen.
Anafilaksis tidak terjadi pada kontak pertama dengan alergen.
Pada pemap

aran kedua atau pada pemaparan berikutnya, terjadi suatu reaksi alergi. Reaksi ini terjadi secara tiba-tiba, berat dan melibatkan seluruh tubuh.

 PENYEBAB

 Anafilaksis bisa tejadi sebagai respon terhadap berbagai alergen.
Penyebab yang sering ditemukan adalah:

  Gigitan/sengatan serangga

  Serum kuda (digunakan pada beberapa jenis vaksin)

  Alergi makanan

 

 

  Alergi obat.
Serbuk sari dan alergen lainnya jarang menyebabkan anafilaksis.

Anafilaksis mulai terjadi ketika alergen masuk ke dalam aliran darah dan bereaksi dengan antibodi IgE. Reaksi ini merangsang sel-sel untuk melepaskan histamin dan zat lainnya yang terlibat dalam reaksi peradangan kekebalan.

Beberapa jenis obat-obatan (misalnya polymyxin, morfin, zat warna untuk rontgen), pada pemaparan pertama 

bisa menyebabkan reaksi anafilaktoid (reaksi yang menyerupai anafilaksis).
Hal ini biasanya merupakan reaksi idiosinkratik atau reaksi racun dan bukan merupakan mekanisme sistem kekebalan seperti yang terjadi pada anafilaksis sesungguhnya.

 

GEJALA

 

Sistem kekebalan melepaskan antibodi. Jaringan melepaskan histamin dan zat lainnya.
Hal ini menyebabkan penyempitan saluran udara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek), gangg

uan pernafasan; dan timbul gejala-gejala saluran pencernaan berupa nyeri perut, kram, muntah dan diare.

Histamin menyebabkan pelebaran pembuluh darah (yang akan menyebabkan penurunan tekanan darah) dan perembesan cairan dari pembuluh darah ke dalam jaringan (yang akan menyebabkan penurunan volume darah), sehingga terjadi syok.
Cairan bisa merembes ke dalam kantung udara di paru-paru dan menyebabkan edema pulmoner.

Seringkali terjadi kaligata (urtikaria) dan angioedema. Angioedema bisa cukup berat sehingga menyebabkan penyumbatan saluran pernafasan.
Anafilaksis yang berlangsung lama bisa menyebabkan aritimia jantung.

Gejala-gejala yang bisa ditemui pada suatu anafilaksis adalah:
- kaligata- gatal di seluruh tubuh
- hidung tersumbat
- kesulitan dalam bernafas
- batuk
- kulit kebiruan (sianosis), juga bibir dan kuku
- pusing, pingsan
- kecemasan
- berbicara tidak jelas
- denyut nadi yang cepat atau lemah
- jantung berdebar-debar (palpitasi)
- mual, muntah
- diare
- nyeri atau kram perut
- bengek
- kulit kemerahan.

 

DIAGNOSA

Pemeriksaan fisik menunjukkan:
- kaligata di kulit dan angioedema (pembengkakan mata atau wajah)
- kulit kebiruan karena kekur
angan oksigen atau pucat karena syok.
- denyut nadi cepat
- tekanan darah rendah.
Pemeriksaan paru-paru dengan stetoskop akan terdengar bunyi mengi (bengek) dan terdapat cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner). 

PENGOBATAN

 Anafilaksis merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan segera.
Bila perlu, segera lakukan resusitasi kardiopulmonal, intubasi endotrakeal (pemasangan selang melalui hidung atau mulut ke saluran pernafasan) atau trakeostomi/krikotirotomi (pembuatan lubang di trakea untuk membantu pernafasan).
Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka saluran pernafasan dan meningkatkan tekanan darah.
Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk menyokong fungsi jantung dan peredaran darah.

Antihistamin (contohnya diphenhydramine) dan kortikosteroid (misalnya prednison) diberikan untuk meringankan gejala lainnya (setelah dilakukan tindakan penyelamatan dan pemberian epinephrine).

 

PENCEGAHAN

Hindari alerg

en penyebab reaksi alergi.


Untuk mencegah anafilaksis akibat alergi obat, kadang sebelum obat penyebab alergi diberikan, terlebih dahulu diberikan kortikosteroid, antihistamin atau epinefrin.

Akrosianosis

 

DEFINISI

Akrosianosis adalah warna kebiru-biruan tanpa rasa sakit pada kedua tangan dan kaki (lebih jarang) yang bersifat menetap. Kelainan ini biasanya terjadi pada wanita.

 

PENYEBAB

Penyebabnya adalah kejang yang tidak dapat diterangkan pada pembuluh darah kecil di kulit.

 

GEJALA

Jari tangan atau jari kaki dan tangan atau kaki terasa dingin terus menerus dan kebiru-biruan serta berkeringat banyak, juga bisa terjadi pembengkakan.
Suhu yang dingin biasanya akan menambah warna kebiruan dan penghangatan akan menguranginya.
Tidak ditemukan rasa nyeri maupun kerusakan kulit.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang menetap, yang terbatas kepada tangan dan kaki penderita, disertai denyut nadi yang normal.

 

PENGOBATAN

Meskipun sangat jarang, untuk mengurangi gejala bisa dilakukan pemotongan saraf simpatis.

 

Aneurisma

 

DEFINISI

Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri, biasanya pada aorta.

Penonjolan biasa

nya terjadi pada suatu daerah yang lemah pada dinding arteri.
Aneurisma bisa terjadi di sepanjang aorta, tetapi 75% aneurisma muncul pada bagian aorta yang menuju ke perut.

Aneurisma bisa berbentuk bulat (sakuler) atau seperti tabung (fusiformis).
Sebagian besar berbentuk fusiformis.

 

PENYEBAB

Aneurisma aorta terutama merupakan akibat dari arteriosklerosis, yang menyebabkan lemahnya dinding aorta sehingga tekanan di dalam mendorong dinding menggembung keluar.
Di dalam aneurisma sering terbentuk bekuan darah (trombus) dan bisa tersebar di sepanjang dinding aorta.

Resiko anerurisma meningkat pada tekanan darah tinggi dan perokok sigaret.
Beberapa fakt

or yang menyebabkan seseorang cenderung menderita aneurisma:

  Kelainan bawaan (kelemahan pada dinding pembuluh darah)

  Cedera atau luka tembak

  Infeksi jamur atau bakteri pada dinding arteri

  Peradangan pada aorta

  Penyakit jaringan ikat turunan (misalnya sindroma Marfan)

  Sifilis.

Pada sindroma Marfan, aneurisma sering ditemukan pada aorta asendens (bagian aorta yang langsung keluar dari jantung).
Aneurisma juga dapat terjadi pada arteri-arteri lain selain aorta.

 

GEJALA

Sering tampak pembengkakan disertai massa yang berdenyut di daerah tempat aneurisma berada.

Jika aneurisma pecah, akan timbul gejala tekanan darah rendah, denyut jantung yang cepat serta pusing.
Aneurisma yang pecah memiliki resiko kematian yang tinggi.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, USG dan CT scan

 

PENGOBATAN

Aneurisma 

terinfeksi pada arteri yang menuju ke otak sangat berbahaya dan perlu segera ditangani.
Infeksi biasanya berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama katup jantung. Seringkali perlu dilakukan pembedahan yang sangat beresiko.

 

Aneurisma Aorta Abdominalis

 

DEFINISI

Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri.
Aneurisma Aorta Abdominalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati perut.

Penyakit ini cenderung terjadi pada suatu keluarga (diturunkan).
Aneurisma ini sering terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, ukurannya lebih besar dari 7,5 

cm dan bisa pecah. (Diameter normal dari aorta adalah 1,8-2,5 cm).

 

PENYEBAB

Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi faktor resiko terjadinya aneurisma aorta abdominalis adalah aterosklerosis dan hipertensi.
Aneurisma aorta abdominalis bisa disebabkan oleh:

  Infeksi

  Kelainan bawaan pada jaringan ikat yang membentuk dinding arteri

  Trauma.

Aneurisma aorta abdominalis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering ditemukan pada pria usia 40-70 tahun.
Pada anak-anak, aneurisma bisa terjadi akibat cedera tumpul pada perut atau akibat sindroma Marfan.

Komplikasi yang sering terjadi adalah pecahnya aneurisma yang bisa menyebabkan perdarahan hebat ke dalam rongga perut. Aneurisma yang pecah lebih sering ditemukan pada penderita yang memiliki aneurisma lebih besar dari 5 cm.

 

GEJALA

Penderita sering merasakan denyutan di perutnya.
Aneurisma bisa menimbulkan nyeri, terutama berupa nyeri yang menusuk dalam di punggung. Nyeri bisa menjadi berat dan biasanya menetap, tetapi perubahan posisi badan bisa mengurangi rasa nyeri ini.

Pertanda awal dari pecahnya aneurisma biasanya adalah nyeri yang luar biasa di perut bagian bawah dan punggung dan nyeri tumpul di atas aneurisma.
Pada perdarahan dalam yang berat, penderita bisa jatuh ke dalam keadaan syok.
Pecahnya aneurisma abdominalis sering berakibat fatal.

 

DIAGNOSA

Banyak penderita yang tidak memiliki gejala dan terdiagnosis pada pemeriksaan fisik rutin atau pada pemeriksaan rontgen yang dilakukan untuk alasan lain.

Pada pemeriksaan fisik, dokter bisa merasakan adanya massa yang berdenyut di garis tengah perut.
Aneurisma yang berkembang dengan cepat dan hampir pecah, sering terasa nyeri atau menimbulkan nyeri tumpul bila ditekan.
Pada penderita yang gemuk, aneurisma yang lebarpun sering tidak dapat ditemukan.

Beberapa pemeriksaan laboratorium dapat membantu menegakkan diagnosis aneurisma:

  Foto rontgen perut bisa memperlihatkan suatu aneurisma yang memiliki endapan kalsium di dindingnya

  USG bisa menunjukkan dengan jelas ukuran dari aneurisma

  CT scan yang dilakukan setelah penyuntikan zat warna secara intravena, bisa secara tepat menunjukkan ukuran dan bentuk aneurisma, tetapi biayanya mahal

  MRI scan juga merupakan pemeriksaan yang akurat, tetapi biayanya mahal.

 

PENGOBATAN

Pengobatan aneurisma tergantung kepada ukurannya.
Jika lebarnya kurang dari 5 cm, jarang pecah; tetapi jika lebih lebar dari 6 cm, sering pecah.
Karena itu pada aneurisma yang lebih lebar dari 5 cm, dilakukan pembedahan.

Pada pembedahan dimasukkan pencangkokan sintetik untuk memperbaiki aneurisma.
Angka kematian karena pembedahan ini adalah sebesar 2%.

Aneurisma yang pecah atau terancam pecah, perlu ditangani melalui pembedahan darurat.
Resiko kematian selama pembedahan aneurisma yang pecah adalah sebesar 50%.

Jika suatu aneurisma pecah, ginjal memiliki resiko untuk mengalami cedera karena terganggunya aliran darah ke ginjal atau karena syok akibat kehilangan darah.
Jika setelah pembedahan terjadi gagal ginjal, harapan hidup penderita sangat tipis.
Aneurisma yang pecah dan tidak diobati, selalu berakibat fatal.

Aneurisma Aorta Torakalis

 

DEFINISI

Aneurisma adalah suatu penonjolan (pelebaran, dilatasi) pada dinding suatu arteri.
Aneurisma Aorta Torakalis terjadi pada bagian dari aorta yang melewati dada.
25% dari aneurisma merupakan aneurisma torakalis.

Pada salah satu bentuk aneurisma torakalis yang khusus, pelebaran aorta terjadi di tempatnya keluar dari jantung. Pelebaran ini bisa menyebabkan kelainan fungsi katup antara jantung dan aorta (katup aorta), sehingga pada saat katup menutup, darah kembali merembes ke jantung

 

PENYEBAB

Sekitar 50% penderita memiliki sindroma Marfan atau variasinya.
Pada 50% penderita lainnya, penyakit ini tidak memiliki penyebab, meskipun banyak penderita yang memiliki tekanan darah tinggi.

 

GEJALA

Aneurisma aorta torakalis dapat tumbuh sangat besar tanpa menyebabkan gejala.
Gejala-gejala yang timbul merupakan akibat dari penekanan oleh aorta yang melebar terhadap struktur di sekitarnya. Gejalanya yang khas adalah nyeri (biasanya di punggung sebelah atas), batuk dan bunyi mengi.

Penderita bisa mengalami batuk berdarah karena tekanan atau erosi pada pipa udara (trakea) maupun pada saluran pernafasan di sekitarnya.
Penekanan terhadap kerongkongan bisa menyebabkan kesulitan menelan.
Penekanan terhadap pita suara bisa menyebabkan suara penderita menjadi serak.

Penderita bisa mengalami sindroma Horner yang terdiri dari:
- pengkerutan pupil
- penurunan kelopak mata
- berkeringat hanya pada satu sisi wajah.

Jika aneurisma aorta torakalis pecah, biasanya akan timbul nyeri yang luar biasa di punggung sebelah atas. Nyeri ini bisa menjalar ke punggung bawah dan ke dalam perut. Nyeri juga bisa dirasakan di dada dan lengan, menyerupai serangan jantung (infark miokardial).
Penderita dengan cepat bisa jatuh ke dalam keadaan syok dan meninggal karena kehilangan banyak darah.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya atau ditemukan secara tak sengaja pada suatu pemeriksaan.
Pada pemeriksaan dada, dokter bisa merasakan adanya denyut yang abnormal pada dinding dada.

Rontgen dada bisa menunjukkan pergeseran dari tabung udara (trakea).
CT, MRI atau USG transesofageal digunakan untuk menentukan ukuran yang pasti dari aneurisma.
Aortografi biasanya digunakan untuk membantu menentukan jenis pembedahan yang perlu dilakukan.

 

PENGOBATAN

Jika lebar dari aneurisma aorta torakalis mencapai 7,5 cm, biasanya dilakukan pembedahan perbaikan dengan pencangkokan buatan
Pada penderita dengan sindroma Marfan meskipun aneurismanya lebih kecil, dianjurkan untuk dilakukan pembedahan perbaikan, karena cenderung pecah.
Angka kematian selama pembedahan cukup tinggi, yaitu sekitar 10-15%.

Terapi dengan obat (beta blocker) diberikan untuk mengurangi denyut jantung dan tekanan darah sehingga akan mengurangi resiko pecahnya aneurisma.

 

Angina

 

DEFINISI

Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen.

Kebutuhan jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan denyut jantung).
Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen.

Jika arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.

 

PENYEBAB

Biasanya angina merupakan akibat dari penyakit arteri koroner.
Penyebab lainnya adalah:

  Stenosis katup aorta (penyempitan katup aorta)

  Regurgitasi katup aorta (kebocoran katup aorta)

  Stenosis subaortik hipertrofik

  Spasme arterial (kontraksi sementara pada arteri yang terjadi secara tiba-tiba)

  Anemia yang berat.

 

GEJALA

Tidak semua penderita iskemia mengalami angina. Iskemia yang tidak disertai dengan angina disebut silent ischemia.
Masih belum dimengerti mengapa iskemia kadang tidak menyebabkan angina.

 

Biasanya penderita merasakan angina sebagai rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum).
Nyeri juga bisa dirasakan di:
- bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam
- punggung
- tenggorokan, rahang atau gigi
- lengan kanan (kadang-kadang).
Banyak penderita yang menggambarkan perasaan ini sebagai rasa tidak nyaman dan bukan nyeri.

Yang khas adalah bahwa angina:
- dipicu oleh aktivitas fisik
- berlangsung tidak lebih dari beberapa menit
- akan menghilang jika penderita beristirahat.
Kadang penderita bisa meramalkan akan terjadinya angina setelah melakukan kegiatan tertentu.

Angina seringkali memburuk jika:
- aktivitas fisik dilakukan setelah makan
- cuaca dingin
- stres emosional.

PROGNOSIS

Faktor penentu dalam meramalkan apa yang akan terjadi pada penderita angina adalah umur, luasnya penyakit arteri koroner, beratnya gejala dan yang terpenting adalah jumlah otot jantung yang masih berfungsi normal.
Makin luas arteri koroner yang terkena atau makin buruk penyumbatannya, maka prognosisnya makin jelek.

Prognosis yang baik ditemukan pada penderita stable angina dan penderita dengan kemampuan memompa yang normal (fungsi otot ventrikelnya normal). Berkurangnya kemampuan memompa akan memperburuk prognosis.

 

 

 

PENCEGAHAN

Cara terbaik untuk mencegah terjadinya angina adalah merubah faktor-faktor resiko:

  Berhenti merokok

  Mengurangi berat badan

  Mengendalikan tekanan darah, diabetes dan kolesterol.

 

Aterosklerosis

Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.

Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai.
Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung

 

PENYEBAB

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak.
Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri.

Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma) yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.

Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah.
Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).

Resiko terjadinya aterosklerosis meningkat pada:

  Tekanan darah tinggi

  Kadar kolesterol tinggi

  Perokok

  Diabetes (kencing manis)

  Kegemukan (obesitas)

  Malas berolah raga

  Usia lanjut.
Pria memiliki resiko lebih tinggi daripada wanita.

Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada usia muda.
Penyakit ini mengenai banyak arteri tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.

 

GEJALA

Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak, aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya.

Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.

Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan timbul secara mendadak.

 

DIAGNOSA

Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:

  ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan

  Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena

  Skening ultrasonik Duplex

  CT scan di daerah yang terkena

  Arteriografi resonansi magnetik

  Arteriografi di daerah yang terkena

  IVUS (intravascular ultrasound).

 

PENGOBATAN

Sampai tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya sendiri dengan cara membentuk pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tidak akan terdiagnosis.
Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dengan stetoskop bisa merupakan petunjuk dari aterosklerosis.
Denyut nadi pada daerah yang terkena bisa berkurang.

Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis aterosklerosis:

  ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan

  Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena

  Skening ultrasonik Duplex

  CT scan di daerah yang terkena

  Arteriografi resonansi magnetik

  Arteriografi di daerah yang terkena

  IVUS (intravascular ultrasound).

Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (contohnya colestyramine, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah.

Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang melalui endapan lemak.
Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat endapan.
Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.

 

PENCEGAHAN

Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor resikonya.
Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:

  Menurunkan kadar kolesterol darah

  Menurunkan tekanan darah

  Berhenti merokok

  Menurunkan berat badan

  Berolah raga secara teratur.

 

Pada orang-orang yang sebelumnya telah memiliki resiko tinggi untuk menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya karena:
- merokok bisa mengurangi kadar kolesterol baik (kolesterol HDL) dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (kolesterol LDL)
- merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dalam darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri
- merokok akan mempersempit arteri yang sebelumnya telah menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yang sampai ke jaringan
- merokok meningkatkan kecenderungan darah untuk membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri perifer, penyakit arteri koroner, stroke dan penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.

Resiko seorang perokok untuk menderita penyakit arteri koroner secara langsung berhubungan dengan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Orang yang berhenti merokok hanya memiliki resiko separuh dari orang yang terus merokok, tanpa menghiraukan berapa lama mereka sudah merokok sebelumnya.
Berhenti merokok juga mengurangi resiko kematian setelah pembedahan bypass arteri koroner atau setelah serangan jantung. Selain itu, berhenti merokok juga mengurangi penyakit dan resiko kematian pada seseorang yang memiliki aterosklerosis pada arteri selain arteri yang menuju ke jantung dan otak.

 

Diseksi Aorta


Diseksi Aorta (Aneurisma yang terbelah, Hematoma yang terbelah) adalah suatu keadaan yang sering berakibat fatal, dimana lapisan dalam dari dinding aorta mengalami robekan sedangkan lapisan luarnya utuh; darah mengalir melalui robekan dan membelah lapisan tengah serta membentuk saluran baru di dalam dinding aorta 

PENYEBAB

Sebagian besar diseksi aorta merupakan akibat dari kerusakan pada dinding arteri.
Yang paling sering menyebabkan kerusakan pada dinding arteri ini adalah tekanan darah tinggi, yang ditemukan pada lebih dari 65% penderita.

Penyebab lainnya adalah:

  Penyakit jaringan ikat turunan (sindroma Marfan dan sindroma Ehlers-Danlos)

  Kelainan bawaan pada jantung dan pembuluh darah (koartasio aorta, patent ductus arteriosus dan kelainan pada katup aorta)

  Arteriolosklerosis

  Cedera.

Meskipun jarang, suatu diseksi bisa terjadi ketika dokter memasukkan selang ke dalam suatu arteri (misalnya pada aortografi atau angiografi) atau ketika melakukan pembedahan jantung dan pembuluh darah.

 

GEJALA

Penderita mengalami nyeri yang sangat luar biasa, yang muncul secara tiba-tiba.
Sebagian besar penderita menggambarkan dadanya seperti dicabik-cabik atau dirobek.
Nyeri juga sering dirasakan di punggung, diantara kedua bahu.
Nyeri sering mengikuti jalannya pembelahan di sepanjang aorta.

Pembelahan terus berlanjut, bisa menyebabkan terututupnya daerah dimana satu atau beberapa arteri berhubungan dengan aorta.
Tergantung kepada arteri mana yang tersumbat, bisa terjadi stroke, serangan jantung, nyeri perut mendadak, kerusakan saraf yang menyebabkan kesemutan dan ketidakmampuan menggerakan anggota badan.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang khas.
Pada pemeriksaaan fisik, 65% penderita memiliki denyut nadi yang lemah atau sama sekali tidak teraba di tungkai dan lengan.
Diseksi aorta yang arahnya berbalik menuju ke jantung, bisa menyebabkan murmur, yang bisa terdengar melalui stetoskop.

Bisa terjadi penimbunan darah di dada.
Darah dari suatu diseksi yang merembes ke sekitar jantung bisa mengganggu denyut jantung dan menyebabkan tamponade jantung.

Foto rontgen menunjukkan pelebaran aota pada 90% penderita yang memiliki gejala.
Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan USG.

 

PENGOBATAN

Penderita dirawat di ruang perawatan intensif, dimana tanda-tanda vital (denyut nadi, tekanan darah dan laju pernafasan) diawasi secara ketat.
Kematian bisa terjadi dalam beberapa jam setelah terjadinya diseksi aorta. Karena itu segera diberikan obat untuk menurunkan denyut jantung dan tekanan darah sampai level yang terendah, untuk mempertahankan pasokan darah yang cukup ke otak, jantung dan ginjal.
Segera setelah diberikan obat-obatan, diputuskan apakah perlu dilakukan pembedahan atau cukup dengan melanjutkan pemakaian obat-obatan.

Hampir selalu dianjurkan untuk dilakukan pembedahan pada diseksi yang melibatkan aorta yang letaknya sangat dekat dengan jantung.
Untuk diseksi yang letaknya lebih jauh, biasanya diatasi dengan cara melanjutkan pemakaian obat-obatan; kecuali jika diseksi menyebabkan bocornya darah dari arteri dan penderita memiliki sindroma Marfan, maka dilakukan pembedahan.

Selama pembedahan dilakukan:
- pengangkatan sebanyak mungkin daerah aorta yang mengalami diseksi
- pencegahan masuknya darah ke saluran yang salah
- perbaikan aorta dengan cangkok buatan.
Jika katup aorta bocor, bisa sekaligus diperbaiki atau diganti.

 

PROGNOSIS

Sekitar 75% penderita yang tidak diobati akan meninggal dalam 2 minggu pertama.
60% penderita yang diobati dan bertahan dalam 2 minggu pertama, bertahan hidup sampai 5 tahun setelah pengobatan; 40% bertahan hidup sampai 10 tahun setelah pengobatan.

Penderita yang meninggal dalam 2 minggu pertama, sekitar 30% meninggal karena komplikasi diseksi dan sisanya meninggal karena penyakit lainnya,.

Diberikan terapi obat jangka panjang untuk menjaga tekanan darah tetap rendah sehingga mengurangi tekanan terhadap aorta.

 

Endokarditis Infektif

Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium (selaput jantung) dan katup jantung.

Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan dalam beberapa hari bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut); atau bisa terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan (endokarditis infektif subakut).

Bakteri penyebab endokarditis bakterialis akut kadang-kadang cukup kuat untuk menginfeksi katup jantung yang normal; bakteri penyebab endokarditis bakterialis subakut hampir selalu menginfeksi katup abnormal maupun katup yang rusak.

 

PENYEBAB


Bakteri (atau jamur) yang terdapat di dalam aliran darah atau yang mencemari jantung selama pembedahan jantung, dapat tersangkut pada katup jantung dan menginfeksi endokardium.
Yang paling mudah terkena infeksi adalah katup yang abnormal atau katup yang rusak; tetapi katup yang normalpun dapat terinfeksi oleh bakteri yang agresif, terutama jika jumlahnya sangat banyak.

Timbunan bakteri dan bekuan darah pada katup (vegetasi) dapat terlepas dan berpindah ke organ vital, dimana mereka menyebabkan penyumbatan pada aliran darah arteri.
Penyumbatan seperti ini sangat serius, karena bisa menyebabkan stroke, serangan jantung dan infeksi, juga merusak daerah tempat terbentuknya penyumbatan.

Faktor resiko terjadinya endokarditis infektif:

  Cedera pada kulit, lapisan mulut atau gusi (karena mengunyah atau menggosok gigi), yang memungkinkan masuknya sejumlah kecil bakteri ke dalam aliran darah Gingivitis (infeksi dan peradangan pada gusi), infeksi kecil pada kulit dan infeksi pada bagian tubuh lainnya, bisa bertindak sebagai jalan masuk bakteri ke dalam aliran darah.

  Pembedahan tertentu, prosedur gigi dan beberapa prosedur medik juga dapat mempermudah bakteri untuk masuk ke dalam aliran darah.
Contohnya adalah penggunaan infus intravena untuk memasukkan cairan, makanan atau obat-obatan; sitoskopi (memasukkan selang untuk memeriksa kandung kemih) dan kolonoskopi (memasukkan selang untuk memeriksa usus besar).

  Katup jantung yang telah mengalami kerusakan
Pada orang yang memiliki katup jantung normal, sel darah putih pada tubuh akan menghancurkan bakteri-bakteri ini. Tetapi katup jantung yang telah mengalami kerusakan bisa menyebabkan bakteri tersangkut dan berkembangbiak disana.

  Katup jantung buatan
Pada katup jantung buatan, bakteri juga bisa masuk dan bakteri ini lebih kebal terhadap pemberian antibiotik.

  Kelainan bawaan atau kelainan yang memungkinkan terjadinya kebocoran darah dari satu bagian jantung ke bagian jantung lainnya

  Septikemia
Bakteremia (adanya bakteri di dalam darah) yang sifatnya ringan mungkin tidak segera menimbulkan gejala, tetapi bakteremia bisa berkembang menjadi septikemia.
Septikemia adalah infeksi berat pada darah, yang sering menyebabkan demam tinggi, menggigil, gemetar dan menurunnya tekanan darah.

  Pemakai obat-obat suntik, karena mereka sering menggunakan jarum atau larutan yang kotor.

Pada pemakai obat suntik dan penderita endokarditis karena penggunaan kateter berkepanjangan, katup yang sering terinfeksi adalah katup yang menuju ke ventrikel kanan (katup trikuspidalis).
Pada sebagian besar kasus lainnya, yang terinfeksi adalah katup yang menuju ke ventrikel kiri (katup mitralis) atau katup yang keluar dari ventrikel kiri (katup aorta).

Pada pengguna katup buatan, resiko terbesar terjadinya endokarditis adalah selama 1 tahun setelah pembedahan; setelah itu resikonya berkurang, tetapi tetap lebih tinggi dari normal.
Untuk alasan yang tidak diketahui, resiko selalu lebih tinggi pada katup aorta buatan dibandingkan dengan katup mitral buatan; dan resiko pada katup mekanis lebih tinggi dibandingkan dengan katup babi.

 

GEJALA

Endokarditis bakterialis akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan demam tinggi (38,9-40,9° Celsius), denyut jantung yang cepat, kelelahan dan kerusakan katup jantung yang cepat dan luas.
Vegetasi endokardial (emboli) yang terlepas bisa berpindah dan menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain

Penimbunan nanah (abses) dapat terjadi di dasar katup jantung yang terinfeksi atau di tempat tersangkutnya emboli yang terinfeksi.
Katup jantung bisa mengalami perforasi (perlubangan) dan dalam waktu beberapa hari bisa terjadi kebocoran besar.

Beberapa penderita mengalami syok; ginjal dan organ lainnya berhenti berfungsi (sindroma sepsis).

Infeksi arteri dapat memperlemah dinding pembuluh darah dan meyebabkan robeknya pembuluh darah.
Robekan ini dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi di otak atau dekat dengan jantung.

Endokarditis bakterialis subakut bisa menimbulkan gejala beberapa bulan sebelum katup jantung rusak atau sebelum terbentuknya emboli.
Gejalanya berupa kelelahan, demam ringan (37,2-39,2° Celsius), penurunan berat badan, berkeringat dan anemia.

Diduga suatu endokarditis jika seseorang mengalami demam tanpa sumber infeksi yang jelas, jika ditemukan murmur jantung yang baru atau jika murmur yang lama telah mengalami perubahan.
Limpa bisa membesar.

Pada kulit timbul binti-bintik yang sangat kecil, juga di bagian putih mata atau dibawah kuku jari tangan.
Bintik-bintik ini merupakan perdarahan yang sangat kecil yang disebabkan oleh emboli kecil yang lepas dari katup jantung.
Emboli yang lebih besar dapat menyebabkan nyeri perut, penyumbatan mendadak pada arteri lengan atau tungkai, serangan jantung atau stroke.

Gejala lainnya dari endokarditis bakterialis akut dan subakut adalah:
- menggigil
- nyeri sendi
- kulit pucat
- denyut jantung yang cepat
- kebingungan
- adanya darah dalam air kemih.

Endokarditis pada katup jantung buatan dapat bersifat akut maupun subakut.
Dibandingkan dengan infeksi pada katup yang asli, infeksi pada katup buatan lebih mudah menyebar ke otot jantung di dasar katup dan melonggarkan katup. Perlu segera dilakukan pembedahan untuk mengganti katup karena gagal jantung yang disebabkan oleh kebocoran katup yang berat bisa berakibat fatal.
Atau bisa terjadi gangguan pada sistem konduksi listrik jantung yang mengakibatkan melambatnya denyut jantung dan menyebabkan penurunan kesadaran secara mendadak atau bahkan kematian.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, terutama pada orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk menderita penyakit ini. Pada ekokardiografi (penggambaran jantung menggunakan gelombang suara) bisa ditemukan adanya vegetasi dan kerusakan katup jantung.

Pembiakan darah dilakukan untuk menentukan bakteri penyebabnya.
Pemeriksaan darah dilakukan 3-4 kali pada waktu yang berbeda, karena bakteri hanya terdapat di dalam darah pada waktu-waktu tertentu.

 

PENGOBATAN

Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena dosis tinggi selama minimal 2 minggu.

Pemberian antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katup buatan.
Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau mengganti katup yang rusak dan membuang vegetasi.

Sebagai tindakan pencegahan, kepada penderita kelainan katup jantung, setiap akan menjalani tindakan gigi maupun pembedahan sebaiknya diberikan antibiotic

 

Endokarditis Non-infektif

Endokarditis Non-infektif adalah suatu keadaan yang ditandai dengan adanya bekuan-bekuan darah pada katup jantung yang rusak.

PENYEBAB

Resiko terjadinya endokarditis non-infektif ditemukan pada:

  Lupus eritematosus sistemik

  Kanker paru-paru, lambung atau pankreas

  Tuberkulosis

  Infeksi tulang

  Penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan yang banyak

 

GEJALA

Katup jantung bisa mengalami kebocoran atau tidak mampu membuka sebagaimana mestinya. Resiko terbentuknya emboli bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

 

PENGOBATAN

Digunakan obat-obatan yang dapat mencegah pembekuan.

 

Fistula Arteriovenosa

Fistula Arteriovenosa adalah suatu saluran abnormal yang berada di antara sebuah arteri dan sebuah vena.

Dalam keadaan normal darah mengalir dari arteri menuju kapiler kemudian ke vena.
Pada suatu fistula arteriovenosa, darah mengalir langsung dari arteri menuju vena tanpa melewati kapiler.

 

PENYEBAB

Fistula arteriovenosa bisa merupakan kelainan bawaan (fistula kongenital) atau bisa terjadi sesudah lahir (fistula yang didapat).
Fistula arteriovenosa kongenital sangat jarang.
Fistula arteriovenosa yang didapat bisa disebabkan oleh berbagai luka yang merusak arteri dan vena yang saling berdekatan, terutama luka tembus karena pisau atau peluru. Fistula bisa terjadi dengan segera atau baru timbul beberapa jam kemudian. Jika darah merembes ke dalam jaringan di sekitarnya, daerah yang terluka segera akan mengalami pembengkakan.

Setiap kali dilakukan. beberapa pengobatan medis (misalnya dialisa ginjal) diperlukan jalan masuk ke pembuluh darah (vena). Penusukan berulang ini menyebabkan vena mengalami peradangan dan bisa menyebabkan terbentuknya bekuan darah, dan pada akhirnya vena akan tersumbat oleh jaringan parut.
Untuk menghindari hal tersebut, dengan sengaja dibuat fistula arteriovenosa, biasanya diantara vena dan arteri yang berdekatan di lengan. Tindakan ini akan memperlebar vena, memudahkan masuknya jarum dan mengurangi kemungkinan terbentuknya bekuan darah karena darah mengalir lebih cepat.
Fistula kecil ini tidak menimbulkan kelainan jantung dan bisa ditutup jika tidak diperlukan lagi.

 

GEJALA

Jika fistula arteriovenosa kongenital berada dekat dengan permukaan kulit, maka akan tampak pembengkakan yang berwarna biru kemerahan.
Di tempat-tempat yang kentara (misalnya wajah), fistula akan tampak keunguan. Jika fistula arteriovenosa besar yang didapat tidak diobati, sejumlah besar darah akan mengalir dibawah tekanan yang tinggi dari arteri ke vena.
Dinding vena tidak cukup kuat untuk menahan tekanan setinggi ini, sehingga dindingnya teregang dan vena melebar serta menonjol (kadang menyerupai varises).

Aliran balik ke jantung yang abnormal melalui jalan pintas arteriovenosa bisa membuat jantung tegang sehingga terjadi gagal jantung.
Semakin besar fistula, semakin cepat terjadinya gagal jantung.

 

DIAGNOSA

Dengan stetoskop yang diletakkan diatas fistula arteriovenosa didapat yang besar, bisa terdengar suara bolak-balik, seperti mesin yang bergerak (murmur mesin).

Untuk memperkuat diagnosis dan untuk menentukan luasnya kelainan, dilakukan angiografi.
Pada angiografi disuntikkan suatu zat warna ke dalam pembuluh darah dan dilihat pada foto rontgen; zat warna akan menunjukkan pola dari aliran darah.

 

PENGOBATAN

Fistula arteriovenosa kongenital yang kecil dapat dipotong atau dihancurkan dengan terapi pembekuan dengan laser.

Fistula arterivenosa yang didapat dapat diperbaiki melalui pembedahan sesegera mungkin setelah terdiagnosis.
Jika fistula sulit dijangkau (misalnya di dalam otak), bisa diobati dengan menyumbat arteri dengan menggunakan teknik penyuntikan yang rumit yang menyebabkan terbentuknya bekuan yang menghentikan aliran darah ke dalam fistula.

 

Flebitis Superfisialis

Flebitis Superfisialis (Tromboflebitis, Flebitis) adalah peradangan dan pembekuan darah di dalam suatu vena superfisial (vena permukaan).

Flebitis dapat terjadi di setiap vena tubuh, tetapi paling sering ditemukan di vena tungkai.
Biasanya flebitis terjadi pada penderita varises (vena varikosa), tetapi tidak semua penderita varises mengalami flebitis.

Flebitis superfisialis menyebabkan reaksi peradangan akut yang menyebabkan thrombus melekat dengan kuat ke dinding vena dan jarang pecah dan terlepas.
Vena permukaan tidak memiliki otot di sekitarnya yang bisa menekan dan membebaskan suatu trombus. Karena itu flebitis superfisialis jarang menyebabkan emboli.

 

PENYEBAB

Peradangan pada vena bisa disebabkan oleh cedera, meskipun cederanya bersifat ringan.

 

GEJALA

Nyeri yang terlokalisasi, pembengkakan dan kulit yang kemerahan timbul dengan cepat diatas vena dan teraba hangat.

Vena teraba seperti kawat keras dibawah kulit karena darah yang membeku; sedangkan pada vena yang normal atau varises, vena teraba lunak.
Perabaan yang keras ini bisa menjalar di sepanjang vena.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.

 

PENGOBATAN

Flebitis superfisialis sering menghilang dengan sendirinya.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya aspirin, ibuprofen).

Untuk mempercepat penyembuhan, bisa disuntikkan anestesi (obat bius) lokal, dilakukan pengangkatan trombus dan kemudian pemakaian perban kompresi selama beberapa hari.

Jika terjadi di daerah selangkangan, trombus bisa masuk ke dalam vena dalam dan terlepas.
Untuk mencegah hal ini, dianjurkan untuk melakukan pembedahan darurat guna mengikat vena permukaan.

 

Gagal Jantung

Gagal Jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan.

Kadang orang salah mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung.
Sebenarnya istilah gagal jantung menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk mempertahankan beban kerjanya.


MEKANISME KOMPENSASI

Tubuh memiliki beberapa mekanisme kompensasi untuk mengatasi gagal jantung.

  1. Mekanisme respon darurat yang pertama berlaku untuk jangka pendek (beberapa menit sampai beberapa jam), yaitu reaksi fight-or-flight.
    Reaksi ini terjadi sebagai akibat dari pelepasan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin) dari kelenjar adrenal ke dalam aliran darah; noradrenalin juga dilepaskan dari saraf.

    Adrenalin dan noradrenalin adalah sistem pertahanan tubuh yang pertama muncul setiap kali terjadi stres mendadak.
    Pada gagal jantung, adrenalin dan noradrenalin menyebabkan jantung bekerja lebih keras, untuk membantu meningkatkan curah jantung dan mengatasi gangguan pompa jantung sampai derajat tertentu.

    Curah jantung bisa kembali normal, tetapi biasanya disertai dengan meningkatnya denyut jantung dan bertambah kuatnya denyut jantung.

    Pada seseorang yang tidak mempunyai kelainan jantung dan memerlukan peningkatan fungsi jantung jangka pendek, respon seperti ini sangat menguntungkan.
    Tetapi pada penderita gagal jantung kronis, respon ini bisa menyebabkan peningkatan kebutuhan jangka panjang terhadap sistem kardiovaskuler yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan.
    Lama-lama peningkatan kebutuhan ini bisa menyebabkan menurunya fungsi jantung.
  2. Mekanisme perbaikan lainnya adalah penahanan garam (natrium) oleh ginjal.
    Untuk mempertahankan konsentrasi natrium yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan air.

    Penambahan air ini menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada awalnya memperbaiki kerja jantung.
    Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah.

    Otot yang teregang berkontraksi lebih kuat.
    Hal ini merupakan mekanisme jantung yang utama untuk meningkatkan kinerjanya dalam gagal jantung.

    Tetapi sejalan dengan memburuknya gagal jantung, kelebihan cairan akan dilepaskan dari sirkulasi dan berkumpul di berbagai bagian tubuh, menyebabkan pembengkakan (edema).
    Lokasi penimbunan cairan ini tergantung kepada banyaknya cairan di dalam tubuh dan pengaruh gaya gravitasi.
    Jika penderita berdiri, cairan akan terkumpul di tungkai dan kaki
    Jika penderita berbaring, cairan akan terkumpul di punggung atau perut.

    Sering terjadi penambahan berat badan sebagai akibat dari penimbunan air dan garam.
  3. Mekanime utama lainnya adalah pembesaran otot jantung (hipertrofi).
    Otot jantung yang membesar akan memiliki kekuatan yang lebih besar, tetapi pada akhirnya bisa terjadi kelainan fungsi dan menyebabkan semakin memburuknya gagal jantung.

PENYEBAB

Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan sirkulasi darah dapat menyebabkan gagal jantung.
Beberapa penyakit dapat mengenai otot jantung dan mempengaruhi kemampuannya untuk berkontraksi dan memompa darah.

Penyebab paling sering adalah penyakit arteri koroner, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung dan bisa menyebabkan suatu serangan jantung.

Kerusakan otot jantung bisa disebabkan oleh:
- Miokarditis (infeksi otot jantung karena bakteri, virus atau mikroorganisme lainnya)
- Diabetes
- Kelenjar tiroid yang terlalu aktif
- Kegemukan (obesitas).

Penyakit katup jantung bisa menyumbat aliran darah diantara ruang-ruang jantung atau diantara jantung dan arteri utama.
Selain itu, kebocoran katup jantung bisa menyebabkan darah mengalir balik ke tempat asalnya.
Keadaan ini akan meningkatkan beban kerja otot jantung, yang pada akhirnya bisa melemahkan kekuatan kontraksi jantung.

Penyakit lainnya secara primer menyerang sistem konduksi listrik jantung dan menyebabkan denyut jantung yang lambat, cepat atau tidak teratur, sehingga tidak mampu memompa darah secara efektif.

Jika jantung harus bekerja ekstra keras untuk jangka waktu yang lama, maka otot-ototnya akan membesar; sama halnya dengan yang terjadi pada otot lengan setelah beberapa bulan melakukan latihan beban.
Pada awalnya, pembesaran ini memungkinkan jantung untuk berkontraksi lebih kuat; tetapi akhirnya jantung yang membesar bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung dan terjadilah gagal jantung.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) bisa menyebabkan jantung bekerja lebih berat.
Jantung juga bekerja lebih berat jika harus mendorong darah melalui jalan keluar yang menyempit (biasanya penyempitan katup aorta).

Penyebab yang lain adalah kekakuan pada perikardium (lapisan tipis dan transparan yang menutupi jantung).
Kekakuan ini menghalangi pengembangan jantung yang maksimal sehingga pengisian jantung juga menjadi tidak maksimal.

Penyebab lain yang lebih jarang adalah penyakit pada bagian tubuh yang lain, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan oksigen dan zat-zat makanan, sehingga jatnung yang normalpun tidak mampu memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut dan terjadilah gagal jantung.

Penyebab gagal jantung bervariasi di seluruh dunia karena penyakit yang terjadipun tidak sama di setiap negara. Misalnya di negara tropis sejenis parasit tertentu bisa bersemayam di otot jantung dan menyebabkan gagal jantung pada usia yang jauh lebih muda.

 

GEJALA

Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.
Pembengkakan juga menyebabkan berbagai gejala.
Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami gangguan.

Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung.
Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut.

Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas yang hebat.
Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitas.

Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak ke dalam paru-paru.
Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas atau mengeluarkan bunyi mengi.
Duduk menyebabkan cairan mengalir dari paru-paru sehingga penderita lebih mudah bernafas.

Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung tidur dengan posisi setengah duduk.

Pengumpulan cairan dalam paru-paru yang berat (edema pulmoner akut) merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera dan bisa berakibat fatal.

 

DIAGNOSA

Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang terjadi.

Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik, yang biasanya menunjukkan:
- denyut nadi yang lemah dan cepat
- tekanan darah menurun
- bunyi jantung abnormal
- pembesaran jantung
- pembengkakan vena leher
- cairan di dalam paru-paru
- pembesaran hati
- penambahan berat badan yang cepat

- pembengkakan perut atau tungkai.

Foto rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.

Kinerja jantung seringkali dinilai melalui pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).

Pemeriksaan lainnya bisa dilakukan untuk menentukan penyakit penyebab gagal jantung.

 

PENGOBATAN

Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu mengobati penyakit penyebab gagal jantung, menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung dan mengobati gagal jantung.


MENGOBATI PENYEBAB GAGAL JANTUNG

  1. Pembedahan bisa dilakukan untuk:
    - memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung
    - memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung
    - memperbaiki penyumpatan arteri koroner
    yang kesemuanya bisa menyebabkan gagal jantung.
  2. Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
  3. Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
  4. Pemberian obat anti-hipertensi.



MENGHILANGKAN FAKTOR YANG MEMPERBURUK GAGAL JANTUNG

Merokok, garam, kelebihan berat badan dan alkohol akan memperburuk gagal jantung.
Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan.
Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari pengobatan.

Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis.
Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.
Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.

Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari.
Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan.
Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.

Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari , setelah berkemih dan sebelum sarapan.
Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.


MENGOBATI GAGAL JANTUNG.

Pengobatan terbaik untuk gagal jantung adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap penyebabnya.

Gagal Jantung Kronis.

Jika pembatasan asupan garam saja tidak dapat mengurangi penimbunan cairan, bisa diberikan obat diuretik untuk menambah pembentukan air kemih dan membuang natrium dan air dari tubuh melalui ginjal.
Mengurangi cairan akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung.
Untuk pemakaian jangka panjang, diuretik diberikan dalam bentuk sediaan per-oral (ditelan); sedangkan dalam keadaan darurat akan sangat efektif jika diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).
Pemberian diuretik sering disertai dengan pemberian tambahan kalium, karena diuretik tertentu menyebabkan hilangnya kalium dari tubuh; atau bisa digunakan diuretik hemat kalium.

Digoxin meningkatkan kekuatan setiap denyut jantung dan memperlambat denyut jantung yang terlalu cepat.
Ketidakteraturan irama jantung (aritmia, dimana denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur), bisa diatasi dengan obat atau dengan alat pacu jantung buatan.

Sering digunakan obat yang melebarkan pembuluh darah (vasodilator), yang bisa melebarkan arteri, vena atau keduanya.
Pelebar arteri akan melebarkan arteri dan menurunkan tekanan darah, yang selanjutnya akan mengurangi beban kerja jantung.

Pelebar vena akan melebarkan vena dan menyediakan ruang yang lebih untuk darah yang telah terkumpul dan tidak mampu memasuki bagian kanan jantung. Hal ini akan mengurangi penyumbatan dan mengurangi beban jantung.

Vasodilator yang paling banyak digunakan adalah ACE-inhibitor (angiotensin converting enzyme inhibitor).
Obat ini tidak hanya meringankan gejala tetapi juga memperpanjang harapan hidup penderita.
ACE-inhibitor melebarkan arteri dan vena; sedangkan obat terdahulu hanya melebarkan vena saja atau arteri saja (misalnya nitroglycerin hanya melebarkan vena, hydralazine hanya melebarkan arteri).

Ruang jantung yang melebar dan kontraksinya jelek memungkinkan terbentuknya bekuan darah di dalamnya.
Bekuan ini bisa pecah dan masuk ke dalam sirkulasi kemudian menyebabkan kerusakan di organ vital lainnya, misalnya otak dan menyebabkan stroke.
Oleh karena itu diberikan obat antikoagulan untuk membantu mencegah pembentukan bekuan dalam ruang-ruang jantung.

Milrinone dan amrinone menyebabkan pelebaran arteri dan vena, dan juga meningkatkan kekuatan jantung.
Obat baru ini hanya digunakan dalam jangka pendek pada penderita yang dipantau secara ketat di rumah sakit, karena bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang berbahaya.

Pencangkokan jantung dianjurkan pada penderita yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat.

Kardiomioplasti merupakan pembedahan dimana sejumlah besar otot diambil dari punggung penderita dan dibungkuskan di sekeliling jantung, kemudian dirangsang dengan alat pacu jantung buatan supaya berkontraksi secara teratur.

Gagal Jantung Akut.

Bila terjadi penimbunan cairan tiba-tiba dalam paru-paru (edema pulmoner akut), penderita gagal jantung akan mengalami sesak nafas hebat sehingga memerlukan sungkup muka oksigen dengan konsentrasi tinggi.
Diberikan diuretik dan obat-obatan (misalnya digoksin) secara intravena supaya terjadi perbaikan segera.
Nitrogliserin intravena atau sublingual (dibawah lidah) akan menyebabka pelebaran vena, sehingga mengurangi jumlah darah yang melalui paru-paru.

Jika pengobatan diatas gagal, pernafasan penderita dibantu dengan mesin ventilator.
Kadang dipasang torniket pada 3 dari keempat anggota gerak penderita untuk menahan darah sementara waktu, sehingga mengurangi volume darah yang kembali ke jantung.
Torniket ini dipasang secara bergantian pada setiap anggota gerak setiap 10-20 menit untuk menghindari cedera.

Pemberian morfin dimaksudkan untuk:
- mengurangi kecemasan yang biasanya menyertai edema pulmoner akut
- mengurangi laju pernafasan
- memperlambat denyut jantung
- mengurangi beban kerja jantung.

 

Hipotensi Ortostatik

Hipotensi Ortostatik adalah penurunan tekanan darah yang berlebihan ketika seseorang sedang berdiri, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak dan pingsan.

 

PENYEBAB

Hipotensi ortostatik bukankah suatu penyakit yang spesifik tetapi merupakan ketidakmampuan untuk mengatur tekanan darah dengan segera.

Hipotensi ortostatik memiliki banyak penyebab:

  1. Pengaruh gaya gravitasi bumi
    Jika seseorang berdiri secara tiba-tiba, gaya gravitasi menyebabkan sejumlah darah terkumpul di dalam pembuluh vena di tungkai dan tubuh bagian bawah. Pengumpulan darah ini mengakibatkan berkurangnya sejumlah darah yang akan kembali ke jantung dan sejumlah darah yang akan dipompa oleh jantung. Sebagai akibatnya tekanan darah menurun.
    Tubuh akan segera memberikan respon, dimana denyut jantung bertambah cepat dan kontraksinya menjadi lebih kuat. Pembuluh darah mengkerut sehingga kapasitasnya lebih kecil.
    Jika respon kompensasi tersebut gagal atau tidak lancar, akan terjadi hipotensi ortostatik.
  2. Pengaruh obat-obatan
    Sebagian besar episode hipotensi ortostatik merupakan akibat dari efek samping obat, terutama obat tertentu yang diberikan untuk mengatasi kelainan kardiovaskuler dan terutama pada orang tua.
    Sebagai contoh, diuretika (terutama diuretika yang kuat dan dalam dosis tinggi), bisa menyebabkan berkurangnya volume darah dengan mengeluarkan cairan dari tubuh sehingga tekanan darah menurun.
    Obat-obat yang melebarkan pembuluh darah (misalnya nitrat, penghalang kalsium dan penghambat ACE), akan meningkatkan kapasitas pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah.
  3. Perdarahan atau kehilangan cairan yang berlebihan
    Perdarahan atau kehilangan cairan berlebihan (karena muntah, diare, keringat berlebihan, diabetes yang tidak diobati atau penyakit Addison), bisa menurunkan volume darah.
  4. Gangguan pada sistem sensor
    Sistem sensor di dalam arteri yang memicu terjadinya respon kompensasi, bisa mengalami gangguan karena obat tertentu, yaitu barbiturat, alkohol dan obat-obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan depresi.

Pengaruh penyakit tertentu
Penyakit yang merusak saraf yang mengatur diameter pembuluh darah, juga bisa menyebabkan hipotensi ortostatik.
Hal ini sering merupakan komplikasi dari diabetes, amiloidosis dan cedera tulang belakang.

 

GEJALA

Sebagian besar penderita mengalami:
- pingsan
- kepala terasa melayang/berputar
- pusing
- bingung/linglung
- penglihatan kabur (pada saat bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba atau ketika berdiri setelah duduk dalam waktu yang lama).

Kelelahan, latihan, alkohol atau makanan berat bisa memperburuk gejala.
Penurunan aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan penderita jatuh pingsan dan bahkan kejang.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Diagnosis akan semakin kuat jika tekanan darah menurun secara berarti pada saat penderita berdiri dan kembali normal jika penderita berbaring.

 

PENGOBATAN

Jika penyebab hipotensi ortostatik tidak dapat diobati, maka yang dapat dilakukan adalah mengurangi atau menghilangkan gejalanya.
Orang yang rentan sebaiknya tidak duduk atau berdiri secara tiba-tiba, atau tidak berdiri terlalu lama.

Jika tekanan darah rendah disebabkan oleh pengumpulan darah di tungkai, bisa digunakan stoking elastik.
Jika penyebabnya adalah tirah baring yang lama, penderita bisa mengatasi keadaan ini dengan duduk tegak untuk waktu yang lebih lama setiap harinya.

Ephedrine atau phenilephrine bisa membantu mempertahankan tekanan darah.
Volume darah juga dapat ditambah dengan meningkatkan asupan garam dan jika perlu bisa diberikan hormon yang menyebabkan tertahannya garam (misalnya fludrocortisone).
Penderita yang tidak memiliki kegagalan jantung atau tekanan darah tinggi sering dianjurkan untuk menambahkan garam pada makanan mereka secara bebas atau dianjurkan untuk memakan tablet garam.

Orang tua dengan hipotensi ortostatik sebaiknya banyak minum air dan sedikit atau jangan minum alkohol.

Jika pengobatan diatas gagal, bisa diberikan obat lainnya (propanolol, dihydroergotamine, indometasin dan metoclopramide).\

 

PROGNOSIS

Penderita diabetes dengan tekanan darah tinggi yang juga mengalami hipotensi ortostatik, memiliki prognosis yang buruk.

Jika penyebabnya adalah volume darah yang rendah atau obat tertentu, keadaan ini bisa diatasi dengan segera.

 

Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah kelainan progresif yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur atau terganggunya fungsi dinding otot pada bilik jantung sebelah bawah (ventrikel).

Terdapat 3 bentuk kardiomiopati:

  1. Kardiomiopati Kongestif Yang Berdilatasi
  2. Kardiomiopati Hipertrofik

Kardiomiopati Restriktif.

 

PENYEBAB

Kardiomiopati bisa disebabkan oleh berbagai penyakit yang telah diketahui atau bisa memiliki penyebab yang tidak diketahui.

 

Kardiomiopati Hipertrofik

Kardiomiopati Hipertrofik merupakan sekumpulan penyakit jantung yang ditandai dengan adanya penebalan pada dinding ventrikel.

 

PENYEBAB


Kardiomiopati hipertrofik bisa terjadi sebagai suatu kelainan bawaan.
Penyakit ini juga dapat terjadi pada orang dewasa dengan akromegali (terjadi akibat kelebihan hormon pertumbuhan di dalam darah) atau pada penderita hemokromositoma (suatu tumor yang menghasilkan adrenalin).
Penderita neurofibromatosis juga bisa mengalami kardiomiopati hipretrofik.

Biasanya setiap penebalan pada dinding otot jantung mencerminkan reaksi otot terhadap peningkatan beban kerja jantung dan penyebab yang khas dari keadaan ini adalah:
- tekanan darah tinggi
- penyempitan katup stenosis (stenosis katup aorta)
- keadaan lainnya yang menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari jantung.
Tetapi penderita kardiomiopati hipertrofik tidak memiliki keadaan-keadaan tersebut. Bahkan penebalan pada kardiomiopati hipertrofik biasanya merupakan akibat dari kelainan genetik yang diturunkan.

Jantung menebal dan lebih kaku dari normal dan lebih tahan terisi oleh darah dari paru-paru.
Sebagai akibatnya terjadi tekanan balik ke dalam vena-vena paru, yang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di dalam paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak nafas yang sifatnya menahun.
Penebalan dinding ventrikel juga bisa menyebabkan terhalangnya aliran darah, sehingga mencegah pengisian jantung yang sempurna.

 

GEJALA

Gejala-gejalanya berupa:
- pingsan
- nyeri dada
- palpitasi yang disebabkan oleh denyut jantung yang tidak beraturan
- gagal jantung yang disertai sesak nafas.
Denyut jantung yang tidak beraturan bisa menyebabkan kematian mendadak.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, seperti terdengarnya suara jantung yang khas pada pemeriksaan dengan stetoskop.
Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan EKG, ekokardiogram atau rontgen dada.

Jika akan dilakukan pembedahan mungkin perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk mengukur tekanan di dalam jantung.

 

PENGOBATAN

Pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi tahanan jantung.
Pengobatan utama adalah beta-blocker dan penghambat saluran kalsium, diminum sendiri-sendiri atau bersamaan.

Pembedahan untuk mengangkat sebagian otot jantung bisa memperbaiki curah jantung, tetapi hanya dilakukan pada penderita yang gejalanya tidak membaik dengan terapi obat.
Pembedahan dapat meringankan gejala, tetapi tidak mengurangi risiko kematian.

Sebelum dilakukan tindakan pencabutan gigi atau prosedur bedah, untuk mengurangi resiko infeksi di dalam lapisan jantung (endokarditis infektif), dapat diberikan antibiotik.

Sekitar 4% penderita meninggal setiap tahunnya. Kematian biasanya terjadi mendadak.
Kematian karena gagal jantung yang menahun lebih jarang terjadi.

 

Kardiomiopati Kongestif Yang Melebar

Kardiomiopati Kongestif Yang Melebar adalah sekelompok kelainan jantung dimana ventrikel membesar tetapi tidak dapat memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh sehingga bisa mengakibatkan terjadinya gagal jantung.

 

PENYEBAB

Penyebabnya bisa berupa:

  Penyakit arteri koroner yang meluas.
Penyakit arteri koroner ini mengakibatkan pasokan darah yang tidak memadai ke otot jantung, yang bisa menyebabkan cedera yang menetap.
Otot jantung yang tidak terkena, selanjutnya akan meregang untuk mengkompensasi kemampuan memompa yang hilang.
Jika peregangan ini tidak dapat mengkompensasi dengan baik, terjadilah kardiomiopati kongestif yang melebar.

  Peradangan otot jantung akut (miokarditis) karena infeksi virus akan memperlemah otot jantung dan menyebabkan kardiomiopati kongestif yang melebar (kadang-kadang disebut kardiomiopati virus).
Di AS, infeksi coxsackievirus B merupakan penyebab yang paling sering dari kardiomiopati virus.

  Gangguan hormonal menahun tertentu seperti diabetes dan penyakit tiroid, pada akhirnya dapat menyebabkan kardiomiopati kongestif yang melebar.

  Obat-obat seperti alkohol, kokain dan anti depresi. Kardiomiopati alkohol bisa timbul setelah sekitar 10 tahun pemakaian alkohol dalam jumlah banyak.

  Meskipun jarang, kehamilan atau penyakit jaringan ikat (seperti artritis rematoid) juga bisa menyebabkan kardiomiopati kongestif yang melebar.

 

GEJALA

Biasanya gejala pertama adalah sesak nafas pada saat melakukan aktivitas dan mudah lelah, sebagai akibat dari melemahnya kerja pompa jantung (gagal jantung).

Jika penyebabnya infeksi, gejala pertamanya bisa berupa demam mendadak dan gejala-gejala yang menyerupai flu.
Apapun penyebabnya, akan terjadi:
- denyut jantung menjadi cepat
- tekanan darah normal atau rendah
- penimbunan cairan di tungkai dan perut
- penimbunan cairan di paru-paru.

Pembesaran jantung menyebabkan katup jantung membuka dan menutup secara tidak sempurna dan keadaan ini sering menyebabkan kebocoran ventrikel (katup mitral dan trikuspidalis).
Penutupan katup yang tidak sempurna menyebabkan terjadinya murmur, yang dapat didengar melalui stetoskop.

Kerusakan dan peregangan otot jantung bisa menyebabkan irama jantung menjadi cepat atau lambat secara abnormal. Hal ini selanjutnya akan mempengaruhi kerja pompa jantung.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Elektrokardiografi (EKG, pemeriksaan untuk menilai aktivitas listrik dari jantung) dapat menunjukkan perubahan-perubahan yang khas.
Ekokardiografi (pemeriksaan menggunakan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan struktur jantung) dan MRI bisa digunakan untuk memberkuat diagnosis.

Jika diagnosis masih meragukan, bisa dimasukkan selang kateter ke dalam jantung untuk mengukur tekanannya. Selama kateterisasi, bisa diambil contoh jaringan untuk diperiksa secara mikroskopik, untuk memperkuat diagnosis dan hal ini sering digunakan untuk mengetahui penyebabnya.

 

PENGOBATAN

Mengobati penyebab yang spesifik seperti penyalahgunaan alkohol atau infeksi dapat menyelamatkan penderita.
Jika penyalahgunaan alkohol merupakan penyebab, penderita harus dibebaskan dari alkohol.
Jika infeksi bakteri menyebabkan peradangan seketika pada otot jantung, diobati dengan antibiotik.

Pada penderita dengan penyakit arteri koroner, berkurangnya aliran darah ke otot jantung dapat menyebabkan angina (nyeri dada karena penyakit jantung).
Pada keadaan ini diberikan nitrat, beta-blocker atau penghambat saluran kalsium.
Beta-blocker dan penghambat saluran kalsium bisa mengurangi kekuatan kontraksi jantung.

Istirahat dan tidur yang cukup serta menghindari stress membantu mengurangi tekanan terhadap jantung.

Penimbunan darah di dalam jantung yang membesar dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah di dalam dinding ruang jantung.
Untuk mencegah terbentuknya bekuan darah, biasanya diberikan obat antikoagulan.

Sebagian besar obat yang digunakan untuk mencegah irama jantung abnormal diberikan dalam dosis kecil dan dosisnya ditingkatkan secara perlahan, karena obat ini bisa mengurangi kekuatan kontraksi jantung.

Gagal jantung juga diterapi dengan obat, yaitu penghambat ACE yang sering disertai dengan diuretik.
Tetapi jika penyebabnya tidak bisa diatasi, gagal jantung cenderung berakibat fatal.


PROGNOSIS

Sekitar 70% penderita meninggal dalam waktu 5 tahun sejak gejala dimulai dan prognosisnya bertambah buruk jika dinding jantung menipis dan fungsi jantung menurun.
Irama jantung abnormal juga memberikan prognosis yang lebih buruk.

Secara keseluruhan, jumlah pria yang bertahan hanya separuh dari jumlah wanita dan jumlah penderita kulit hitam yang bertahan hanya separuh dari jumlah penderita kulit putih.

Sekitar 50% kematian terjadi secara mendadak, kemungkinan sebagai akibat dari irama jantung yang abnormal.

 

Kardiomiopati Restriktif

Kardiomiopati Restriktif merupakan sekumpulan kelainan otot jantung dimana dinding ventrikel menjadi kaku, tetapi tidak selalu disertai dengan penebalan dinding ventrikel dan tidak selalu disertai dengan adanya tahanan pengisian darah yang normal.

Merupakan bentuk kardiomiopati yang paling jarang terjadi, yang memberikan banyak gambaran yang serupa dengan kardiomiopati hipertrofik.

 

PENYEBAB

Penyebabnya biasanya tidak diketahui.

Memiliki 2 tipe dasar:

  1. Otot jantung secara bertahap digantikan oleh jaringan parut
  2. Otot jantung disisipi oleh bahan abnormal seperti sel-sel darah putih.
    Penyisipan lainnya bisa disebabkan oleh amiloidosis dan sarkoidosis.
    Jika tubuh terlalu banyak mengandung zat besi, maka zat besi akan terkumpul di dalam otot jantung, seperti yang terjadi pada kelebihan zat besi (hemokromatosis).
    Penyebabnya mungkin juga tumor yang menyerang jaringan jantung.

Karena jantung menahan/melawan pengisian darah, jumlah darah yang dipompakan akan mencukupi jika penderita dalam keadaan istirahat, tetapi tidak akan mencukupi jika penderita melakukan aktivitas.

 

GEJALA

Kardiomiopati restriktif menyebabkan gagal jantung yang disertai sesak nafas dan pembengkakan jaringan (edema).

Nyeri dada dan pingsan lebih jarang terjadi.
Sering ditemukan irama jantung abnormal dan palpitasi (jantung berdebar).

 

DIAGNOSA

Diagnosis terutama ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, EKG dan ekokardiogram.
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai struktur jantung.

Untuk memastikan diagnosis, biasanya perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk mengukur tekanan dan biopsi otot jantung untuk menentukan bahan yang menyusup ke dalam otot jantung.

 

PENGOBATAN

Sebagian besar pengobatan masih belum memuaskan.
Misalnya diuretik, yang biasanya digunakan untuk terapi gagal jantung, dapat menyebabkan berkurangnya jumlah darah yang masuk ke dalam jantung dan memperburuk keadaan.
Obat-obatan yang dalam keadaan normal digunakan dalam gagal jantung untuk mengurangi beban kerja jantung, biasanya tidak akan membantu karena bisa terlalu banyak mengurangi tekanan darah.

Kadang-kadang penyebabnya dapat diobati untuk mencegah bertambah buruknya kerusakan jantung atau bahkan untuk memperbaikinya.
Misalnya memindahkan darah dalam selang waktu yang teratur, akan mengurangi pengendapan zat besi pada penderita kelebihan zat besi.
Pada penderita yang memiliki sarkoidosis bisa diberikan corticosteroid.

Sekitar 70% penderita akan meninggal dalam waktu 5 tahun setelah gejala-gejalanya timbul.

 

Kelainan Katup Jantung

Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2 ruangan besar di bawah (ventrikel).


Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar searah.
Katup trikuspidalis membuka dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan, dan katup pulmonalis membuka dari ventrikel kanan ke dalam arteri pulmonalis.
Katup mitral membuka dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri, dan katup aorta membuka dari ventrikel kiri ke dalam aorta.

Katup-katup jantung bisa mengalami kelainan fungsi baik karena kebocoran (regurgitasi katup) atau karena kegagalan membuka secara adekuat (stenosis katup).
Keduanya dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah.
Kadang-kadang satu katup mempunyai kedua masalah tersebut.
Beberapa jenis kelainan katup jantung:

  1. Regurgitasi Katup Mittral
  2. Prolaps Katup Mitral
  3. Stenosis Katup Mitral
  4. Regurgitasi Katup Aorta
  5. Stenosis Katur Aorta
  6. Regurgitasi Katup Trikuspidalis
  7. Stenosis Katup Trikuspidalis

Limfedema

Limfedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh gangguan pengaliran getah bening kembali ke dalam darah.

 

PENYEBAB

Limfedema kongenital merupakan suatu kelainan bawaan yang terjadi akibat terlalu sedikitnya pembuluh getah bening, sehingga tidak dapat mengendalikan seluruh getah bening.
Kelainan ini hampir selalu mengenai tungkai dan jarang terjadi di lengan.
Lebih sering menyerang wanita.

Limfedema yang didapat lebih sering terjadi dibandingkan limfedema kongenital.
Biasanya merupakan akibat dari:

  Pembedahan mayor, terutama setelah pengobatan kanker dimana kelenjar getah bening dan pembuluh getah bening diangkat atau disinari dengan sinar X.
Misalnya lengan cenderung mengalami pembengkakan setelah pengangkatan kanker payudara dan kelenjar getah bening.

  Pembentukan jaringan parut karena infeksi berulang pada pembuluh getah bening.
Tetapi hal ini sangat jarang terjadi kecuali pada infeksi karena parasit tropis Filaria.

GEJALA

Pada limfedema kongenital, pembengkakan dimulai secara bertahap pada salah satu atau kedua tungkai.

Pertanda awal dari limfedema bisa berupa bengkak di kaki, yang menyebabkan sepatu terasa sempit menjelang sore hari.
Pada stadium awal, pembengkakan akan menghilang jika tungkai diangkat. Lama-lama pembengkakan tampak lebih jelas dan tidak menghilang secara sempurna meskipun setelah beristirahat semalaman.

Pada limfedema yang didapat, kulit tampak sehat tetapi mengalami pembengkakan.

Penekanan pada daerah yang membengkak tidak meninggalkan lekukan.
Pada kasus yang jarang, lengan maupun tungkai yang membengkak tampak sangat besar dan kulitnya tebal serta berlipat-lipat, sehinggga hampir menyerupai kulit gajah (elefantiasis).

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN

Limfedema tidak ada obatnya.
Pada limfedema ringan, untuk mengurangi pembengkakan bisa digunakan perban kompresi.
Pada limfedema yang lebih berat, untuk mengurangi pembengkakan bisa digunakan stoking pneumatik selama 1-2 jam/hari. Jika pembengkakan sudah berkurang, untuk mengendalikan pembengkakan, penderita harus menggunakan stoking elastis setinggi lutut setiap hari, mulai dari bangun tidur sampai sebelum tidur malam hari.

Pada limfedema di lengan, untuk mengurangi pembengkakan digunakan stoking lengan pneumatik setiap hari .

Pada elefantiasis mungkin perlu dilakukan pembedahan ekstensif untuk mengangkat sebagian besar jaringan yang membengkak di bawah kulit.

Lipedema

Lipedema adalah pengumpulan lemak yang abnormal dibawah kulit, paling sering pada bagian bawah tungkai, yaitu diantara betis dan pergelangan kaki.

Walaupun tampak menyerupai limfedema, tetapi keduanya merupakan penyakit yang berbeda.

PENYEBAB

Lipedema lebih sering terjadi pada wanita dan merupakan kelainan bawaan

GEJALA

Bisa mengenai kedua tungkai.
Tungkai bagian bawah dan pergelangan kaki kehilangan konturnya yang normal, tetapi pembengkakan hanya sebatas pada tulang pergelangan kaki dan tidak mengenai kaki.

Tungkai tampak membengkak dan bisa timbul nyeri.
Penekanan pada tungkai dengan jari tangan tidak meninggalkan lekukan.

Kulit tungkai tampak normal tetapi teraba lunak, mungkin karena menumpuknya lemak dibawah kulit.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

PENGOBATAN

Untuk memperbaiki bentuk tungkai bisa dilakukan pengisapan lemak.

Penyakit Aorta Abdominalis & Percabangan

Penyumbatan pada aorta abdominalis dan cabang utamanya bisa terjadi secara tiba-tiba maupun secara perlahan.

PENYEBAB

Penyumbatan total yang terjadi secara tiba-tiba biasanya terjadi jika:
- suatu bekuan yang terbawa oleh aliran darah tersumbat di dalam suatu arteri (emboli)
- penbentukan suatu bekuan (trombosis) di dalam arteri yang menyempit
- terjadi robekan pada dinding arteri (diseksi aorta).

Penyumbatan yang terjadi secara perlahan biasanya merupakan akibat dari aterosklerosis.
Juga bisa disebabkan oleh pertumbuhan otot abnormal di dalam dinding arteri atau penekanan dari suatu massa diluar arteri (misalnya tumor).

GEJALA

Penyumbatan total arteri mesenterika superior

Penyumbatan total dari arteri mesenterika superior (cabang utama dari aorta abdominalis), yang mengalirkan darah ke sebagian besar usus, merupakan suatu keadaan darurat.
Penderita akan tampak sangat sakit dan merasakan nyeri perut yang hebat.

Pada awal penyakit biasanya timbul muntah dan ada desakan untuk buang air besar.
Bila dokter menekan perutnya, penderita hanya akan merasakan nyeri tumpul; sedangkan nyeri perut hebat yang dirasakan penderita biasanya lebih parah dan bersifat menyebar serta samar-samar.

Perut mungkin agak kembung.
Pada pemeriksaan dengan stetoskop pada awalnya bising usus akan menurun, kemudian sama sekali tak terdengar.

Di dalam tinja terdapat darah, yang pada awalnya hanya dapat ditemukan dengan pemeriksaan laboratorium.
Tidak lama kemudian, tinja akan berwarna kemerahan.

Tekanan darah turun dan penderita mengalami syok, sedangkan usus mengalami gangren (kematian jaringan).

Penyempitan arteri mesenterika superior

Penyempitan arteri mesenterika superior yang terjadi secara perlahan, menyebabkan nyeri dalam waktu 30-60 menit setelah makan karena pada proses pencernaan, usus memerlukan lebih banyak darah.
Nyerinya menetap, hebat dan biasanya terfokus pada pusar.

Nyeri yang timbul menyebabkan penderita takut makan sehingga berat badan penderita sangat berkurang.
Karena aliran darah ke usus menurun, maka penyerapan zat-zat gizi menjadi buruk dan terjadi penurunan berat badan.

Penyumbatan arteri renalis

Jika suatu bekuan tersangkut di dalam salah satu arteri renalis (cabang yang menuju ke ginjal), akan timbul nyeri secara tiba-tiba pada sisi yang bersangkutan dan air kemih menjadi berdarah.
Penyumbatan yang terjadi secara perlahan pada arteri yang menuju ke salah satu maupun kedua ginjal, biasanya merupakan akibat dari aterosklerosis dan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi renovaskuler).
Hipertensi renovaskuler merupakan 5% dari semua kasus hipertensi.

Penyumbatan arteri iliaka

Arteri iliaka adalah cabang aorta di bagian bawah yang melewati panggul dan menuju ke tungkai.
Jika arteri iliaka tersumbat, maka kedua kaki secara tiba-tiba menjadi nyeri, pucat dan dingin.
Denyut nadi di tungkai tak teraba dan tungkai mengalami mati rasa.

Jika penyempitan yang terjadi secara perlahan terjadi di dalam aorta bagian bawah atau di dalam salah satu dari arteri iliaka, maka pada saat berjalan penderita akan merasakan kelelahan otot atau nyeri di bokong, panggul dan betis.
Pada pria, penyempitan aorta bagian bawah atau penyempitan kedua arteri iliaka sering disertai dengan impotensi.

Penyempitan arteri femoralis

Arteri femoralis adalah arteri yang berasal dari selangkangan dan menuju ke lutut.
Jika terjadi penyempitan pada arteri femoralis, maka penderita akan merasakan nyeri betis ketika berjalan dan denyut nadi di sebelah bawah penyumbatan teraba lemah atau sama sekali tidak teraba.

DIAGNOSA

Untuk menentukan beratnya penyumbatan dilakukan pemeriksaan USG Doppler dan angiografi.

PENGOBATAN

Jika diduga terjadi penyempitan arteri mesenterika superior, segera dilakukan pembedahan untuk mengembalikan aliran darah dan menyelamatkan nyawa penderita.

Pada penyumbatan arteri yang menuju ke usus yang terjadi secara perlahan, diberikan nitrogliserin untuk mengurangi nyeri perut, sedangkan untuk mengurangi penyumbatan harus dilakukan pembedahan.

Bekuan darah di dalam arteri hepatika dan arteri lienalis (cabang yang menuju ke hati dan limpa), biasanya tidak terlalu berbahaya.
Meskipun penyumbatan menyebabkan cedera pada bagian dari hati atau limpa, tetapi untuk mengatasinya jarang perlu dilakukan pembedahan.

Untuk mengembalikan fungsi ginjal harus segera dilakukan pembedahan untuk mengangkat bekuan dari arteri renalis.
Pada penyumbatan yang terjadi secara perlahan, kadang dilakukan angioplasti (memasukkan balon ke dalam arteri dan mengembangkannya untuk menghilangkan penyumbatan); tetapi biasanya bekuan harus segera diangkat atau dibuat jalan pintas melalui pembedahan.

Pembedahan darurat dapat menghilangkan penyumbatan mendadak dari aorta bagian bawah yang bercabang 2 menuju ke tungkai.
Kadang bekuan bisa dilarutkan dengan menyuntikkan obat trombolitik (misalnya urokinase), tetapi bagaimanapun juga pembedahan memberikan hasil yang lebih memuaskan.

Penyakit Buerger

Penyakit Buerger (Tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok.

Pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun lebih banyak yang menderita penyakit Buerger dibandingkan dengan siapapun.
Sekitar 5% penderita adalah wanita.

PENYEBAB

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi penyakit Buerger hanya menyerang perokok dan keadaan ini akan semakin memburuk jika penderita tidak berhenti merokok.
Penyakit ini hanya terjadi pada sejumlah kecil perokok yang lebih peka.
Mengapa dan bagaimana merokok sigaret menyebabkan terjadinya penyakit ini, tidak diketahui.

GEJALA

Gejala karena berkurangnya pasokan darah ke lengan atau tungkai terjadi secara perlahan, dimulai pada ujung-ujung jari tangan atau jari kaki dan menyebar ke lengan dan tungkai, sehingga akhirnya menyebabkan gangren (kematian jaringan).
Sekitar 40% penderita juga mengalami peradangan vena (terutama vena permukaan) dan arteri dari kaki atau tungkai.

Penderita merasakan kedinginan, mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar.
Penderita seringkali mengalami fenome Raynaud dan kram otot, biasanya di telapak kaki atau tungkai.

Pada penyumbatan yang lebih berat, nyerinya lebih hebat dan berlangsung lebih lama. Pada awal penyakit timbul luka terbuka, gangren atau keduanya.
Tangan atau kaki terasa dingin, berkeringat banyak dan warnanya kebiruan, kemungkinan karena persarafannya bereaksi terhadap nyeri hebat yang menetap.

DIAGNOSA

Pada lebih dari 50% penderita, denyut nadi pada satu atau beberapa arteri di kaki maupun pergelangan tangan, menjadi lemah bahkan sama sekali tak teraba.
Tangan, kaki, jari tangan atau jari kaki yang terkena seringkali tampak pucat jika diangkat ke atas jantung dan menjadi merah jika diturunkan.
Mungkin ditemukan ulkus (luka terbuka, borok) di kulit dan gangren, biasanya pada satu atau lebih jari tangan atau jari kaki.

Pemeriksaan USG menunjukkan penurunan yang hebat dari tekanan darah dan aliran darah di kaki, jari kaki, tangan dan jari tangan yang terkena.

Angiogram bisa menggambarkan arteri yang tersumbat dan kelainan sirkulasi lainnya, terutama di tangan dan kaki.

PENGOBATAN

Penderita harus berhenti merokok atau penyakitnya akan menjadi lebih buruk, sehingga akhirnya memerlukan tindakan amputasi.
Penderita juga harus menghindari:
- pemaparan terhadap dingin
- cedera karena panas, dingin atau bahan (seperti iodine atau asam) yang digunakan untuk mengobati kutil dan kapalan
- cedera karena sepatu yang longgar/sempit atau pembedahan minor
- infeksi jamur
- obat-obat yang dapat mempersempit pembuluh darah.

Berjalan selama 15 - 30 menit 2 kali/hari sangat baik.
Penderita dengan gangren, luka-luka atau nyeri ketika beristirahat, perlu menjalani tirah baring.

Penderita harus melindungi kakinya dengan pembalut yang memiliki bantalan tumit atau dengan sepatu boot yang terbuat dari karet.

Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok, sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri.

Pentoxifylline, antagonis kalsium atau penghambat platelet (misalnya aspirin) diberikan terutama jika penyumbatan disebabkan oleh kejang.

Penderita yang berhenti merokok tetapi masih mengalami penyumbatan arteri, mungkin perlu menjalani pembedahan untuk memperbaiki aliran darah, dengan memotong saraf terdekat untuk mencegah kejang.
Jarang dilakukan pencangkokan bypass karena arteri yang terkena terlalu kecil.

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Arteri Koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.

Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah bagi jantung.
Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi sempit.
Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma tersebut.

Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.

Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung (infark miokardial).

PENYEBAB


Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan faktor penting dalam gaya hidup seseorang.
Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah:

  Diet kaya lemak

  Merokok

  Malas berolah raga.


Kolesterol dan Penyakit Arteri Koroner

Resiko terjadinya penyakit arteri koroner meningkat pada peningkatan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah.
Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), maka resiko terjadinya penyakit arteri koroner akan menurun.

Makanan mempengaruhi kadar kolesterol total dan karena itu makanan juga mempengaruhi resiko terjadinya penyakit arteri koroner.
Merubah pola makan (dan bila perlu mengkonsumsi obat dari dokter) bisa menurunkan kadar kolesterol. Menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL bisa memperlambat atau mencegah berkembangnya penyakit arteri koroner.

Menurunkan kadar LDL sangat besar keuntungannya bagi seseorang yang memiliki faktor resiko berikut:

  Merokok sigaret

  Tekanan darah tinggi

  Kegemukan

  Malas berolah raga

  Kadar trigliserida tinggi

  Keturunan

  Steroid pria (androgen).

PENCEGAHAN

Resiko terjadinya penyakit arteri koroner bisa dikurangi dengan melakukan beberapa tindakan berikut:

  Berhenti merokok

  Menurunkan tekanan darah

  Mengurangi berat badan

  Melakukan olah raga.

Penyakit Raynaud & Fenomena Raynaud

Penyakit Raynaud dan Fenomena Raynaud adalah suatu keadaan dimana arteri-arteri kecil (arteriola), biasanya di jari tangan dan jari kaki, mengalami kejang, menyebabkan kulit menjadi pucat atau timbul bercak berwarna merah sampai biru.

Istilah penyakit Raynaud digunakan jika tidak ditemukan penyebab yang pasti dan istilah fenomena Raynaud digunakan jika penyebabnya diketahui.
Kadang pada mulanya penyebabnya tidak dapat didiagnosis, tetapi kemudian diketahui setalah sekitar 2 tahun.

Sekitar 60-90% penyakit Raynaud terjadi pada wanita muda.

PENYEBAB

Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah:

  Skleroderma

  Artritis rematoid

  Aterosklerosis

  Kelainan saraf

  Berkurangnya aktivitas tiroid

  Cedera

  Reaksi terhadap obat tertentu (misalnya ergot, metisergid).

Beberapa penderita juga memiliki sakit kepala migren, angina varian dan tekanan darah tinggi dalam paru-parunya (hipertensi pulmoner).
Adanya hubungan dengan penyakit-penyakti tersebut memberi kesan bahwa penyebab kejangnya arteri kemungkinan adalah hal yang sama yang menyebabkan terjadinya penyakit tersebut.
Apapun yang merangsang sistem saraf simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa menyebabkan kejang arteri.

GEJALA

Kejang pada arteri kecil di jari tangan dan jari kaki terjadi dengan cepat dan paling sering dipicu oleh dingin.
Hal ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau beberapa jam.

Jari tangan dan jari kaki menjadi putih, biasanya berbintik-bintik.
Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau bagian dari satu atau beberapa jari tangan/kaki terlihat berubah menjadi bercak putih dan merah.

Pada akhir serangan, daerah yang terkena tampak berwarna lebih pink dari biasanya atau kebiruan.
Jari tangan dan jari kaki bisa mengalami mati rasa, kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa terbakar.

Menghangatkan tangan atau kaki akan mengembalikan warna dan sensasi yang normal.
Tetapi pada fenomena Raynaud yang berlangsung lama (terutama jika disertai dengan skleroderma), perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap; kulit tampak licin, mengkilat dan kencang.
Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka yang terasa nyeri.

DIAGNOSA

Untuk membedakan antara penyumbatan dan kejang arteri, dilakukan pemeriksaan laboratorium sebelum dan setelah penderita terpapar oleh dingin

PENGOBATAN’

Penderita dapat mengendalikan penyakit Raynaud yang ringan dengan melindungi tubuh, lengan dan tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat tidur yang ringan.
Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pengkerutan pembuluh darah.

Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang.

Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin atau nifedipine.
Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa atau pentoxifylline.

Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2 tahun.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif dilakukan pada penderita penyakit Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud.

Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya.
Bisa diberikan phenoxybenzamine.
Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker, clonidine dan preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud.

Perikarditis Akut

Perikarditis Akut adalah peradangan pada perikardium (kantung selaput jantung), yang dimulai secara tiba-tiba dan sering menyebabkan nyeri.
Peradangan menyebabkan cairan dan produk darah (fibrin, sel darah merah dan sel darah putih) memenuhi rongga perikardium.

PENYEBAB

Perikarditis akut memiliki bermacam-macam penyebab, mulai dari infeksi virus sampai kanker.
Penyebab lainnya adalah:

  AIDS

  Serangan jantung (infark miokardial)

  Pembedahan jantung

  Lupus eritematosus sistemik

  Penyakit rematik

  Kegagalan ginjal

  Cedera

  Terapi penyinaran

  Kebocoran darah dari suatu aneurisma aorta.

Perikarditis akut juga bisa merupakan akibat dari efek samping obat tertentu (misalnya antikoagulan, penisilin, prokainamid, fenitoin dan fenilbutazon).

 

GEJALA

Biasanya perikarditis akut menyebabkan demam dan nyeri dada, yang menjalar ke bahu kiri dan kadang ke lengan kiri.
Nyerinya menyerupai serangan jantung, tetapi pada perikarditis akut nyeri ini cenderung bertambah buruk jika berbaring, batuk atau bernafas dalam.

Perikarditis dapat menyebabkan tamponade jantung, suatu keadaan yang bisa berakibat fatal.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (mendengarkan bunyi jantung dengan stetoskop).
Perikarditis dapat menyebabkan bunyi berderak yang mirip dengan bunyi keriat-keriut sepatu kulit.

Foto rontgen dada dan ekokardiografi dapat memperlihatkan banyaknya cairan di dalam perikardium.
Ekokardiografi juga dapat menunjukkan penyebabnya (misalnya tumor) dan menunjukkan tekanan cairan perikardium pada bilik jantung kanan. Tekanan yang tinggi merupakan tanda kemungkinan terjadinya tamponade jantung.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan beberapa keadaan yang menyebabkan perikarditis, seperti leukemi, AIDS, infeksi, demam rematik dan kadar urea darah yang meningkat yang disebabkan oleh gagal ginjal

 

PENGOBATAN

Penderita biasanya dirawat di rumah sakit, diberikan obat untuk mengurangi peradangan (misalnya aspirin atau ibuprofen) dan diawasi kemungkinan terjadinya komplikasi (terutama tamponade jantung).

Bila nyerinya hebat mungkin perlu diberikan opium (misalnya morfin) atau corticosteroid.
Obat yang paling sering digunakan untuk nyeri yang hebat adalah prednisone.

Pengobatan lanjutan dari perikarditis akut bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.
Penderita kanker mungkin memberikan respon terhadap kemoterapi (obat anti kanker) atau terapi penyinaran; tetapi biasanya penderita menjalani pembedahan untuk mengangkat perikardium.
Penderita gagal ginjal mungkin akan memberikan respon terhadap perubahan program dialisa yang dijalaninya.
Infeksi bakteri diobati dengan antibiotik dan nanah dari perikardium dibuang melalui pembedahan.
Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pemakaian obat tersebut segera dihentikan.

Aspirin, ibuprofen atau corticosteroid diberikan kepada penderita yang mengalami perikarditis berulang yang disebabkan oleh virus.
Pada beberapa kasus diberikan colchicine.

Jika penanganan dengan obat-obatan gagal, biasanya dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium.


PROGNOSIS

Prognosis tergantung kepada penyebabnya.
Jika disebabkan oleh virus atau jika penyebabnya tidak jelas, penyembuhan biasanya memerlukan waktu 1-3 minggu.
Komplikasi maupun kekambuhan bisa memperlambat penyembuhan.
Penderita kanker yang telah menyebar ke perikardium bertahan hidup sampai 12-18 bulan.

 

Perikarditis Kronis

Perikarditis Kronis adalah suatu peradangan perikardium (kantung jantung) yang menyebabkan penimbunan cairan atau penebalan dan biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama.


Pada perikarditis efusif kronis, secara perlahan cairan terkumpul di dalam perikardium.
Biasanya penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan oleh kanker, tuberkulosis atau penurunan fungsi tiroid.
Jika memungkinkan, penyebabnya diobati; jika fungsi jantung normal, dilakukan pendekatan dengan cara menunggu dan melihat perkembangannya.
Perikarditis konstriktif kronis adalah penyakit yang jarang, yang biasanya terjadi jika 

jaringan fibrosa terbentuk di sekitar jantung.
Jaringan fibrosa cenderung untuk menetap selama bertahun-tahun, menekan jantung dan membuat jantung menjadi mengecil.
Penekanan jantung akan meyebabkan meningkatnya tekanan di dalam vena yang mengangkut darah ke jantung karena untuk mengisi jantung diperlukan tekanan yang lebih tinggi.
Cairan akan mengalir balik dan kemudian meresap dan terkumpul dibawah kulit, di dalam perut 

dan kadang-kadang di rongga sekitar paru-paru.

PENYEBAB

Penyebab terbanyak dari perikarditis konstriktif kronis adalah infeksi virus dan terapi 

penyinaran untuk kanker payudara atau limfoma.
Perikarditis konstriktif kronis juga merupakan akibat dari:
- artritis rematoid
- lupus eritematosus sistemik
- cedera
- pembedahan jantung
- infeksi bakteri.

Sebelumnya tuberkulosis adalah penyebab terbanyak dari perikarditis kronis di AS, tetapi saat ini hanya 2% kasus yang disebabkan oleh tuberkulosis.
Di Afrika dan India, tuberkulosis masih merupakan 


penyebab tersering dari semua bentuk perikarditis.

 

GEJALA

Gejala dari perikarditis kronis antara lain:
- sesak nafas
- batuk (karena tekanan tinggi pada vena paru-paru mendorong cairan masuk ke dalam kantung-kantung udara)
- kelelahan (karena kerja jantung menjadi tidak efisien).

Tidak menimbulkan rasa nyeri.
Bisa terjadi penimbunan cairan di perut dan tungkai.

Gejala-gejala yang dapat menjadi petunjuk penting bahwa seseorang menderita perikarditis kronis adalah tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner atau penyakit katup jantung.

 

DIAGNOSA

Untuk memperkuat diagnosis dilakukan 2 prosedur berikut:

  1. Kateterisasi jantung : digunakan untuk mengukur tekanan darah di dalam bilik jantung dan pembuluh darah utama
  2. MRI scan atau CT scan : digunakan untuk mengukur ketebalan perikardium.
    Dalam keadaan normal, tebal perikardium kurang dari 0,3 cm, tetapi pada perikarditis konstriktif kronis tebalnya mencapai 0,6 cm atau lebih.

Pada perikarditis konstriktif kronis, rontgen dada tidak menunjukkan adanya pembesaran jantung, tetapi ditemukan pengendapan kalsium di dalam perikardium.

PENGOBATAN

Diuretik (obat yang membuang kelebihan cairan) bisa memperbaiki gejala, tetapi penyembuhan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembedahan untuk mengangkat perikardium.
85% penderita yang menjalani pembedahan mengalami penyembuhan. Pembedahan memiliki resiko kematian sebesar 5-15%, karena itu pembedahan hanya dilakukan jika penyakit ini telah sangat mengganggu aktivitas penderita sehari-hari.

 

Pingsan

Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran yang terjadi secara mendadak dan dalam waktu yang singkat.

 

PENYEBAB

Pingsan merupakan gejala dari tidak memadainya suplai oksigen dan zat makanan lainnya ke otak, yang biasanya disebabkan oleh berkurangnya aliran darah yang bersifat sementara.
Berkurangnya aliran darah ini dapat terjadi jika tubuh tidak dapat segera mengkompensasi suatu penurunan tekanan darah, seperti yang terjadi pada:

  Gangguan irama jantung
Pada seseorang yang memiliki irama jantung abnormal, jantungnya tidak mampu meningkatkan curah jantung untuk mengkompensasi menurunnya tekanan darah. Ketika sedang dalam keadaan istirahat, orang tersebut akan merasakan baik-baik saja; mereka akan pingsan jika sedang melakukan aktivitas karena kebutuhan tubuh akan oksigen meningkat secara tiba-tiba.
Keadaan ini disebut sinkop eksersional.

  Aktivitas fisik yang berat
Seseorang sering pingsan setelah melakukan aktivitas.
Jantung hampir tidak mampu mempertahankan tekanan darah yang adekuat selama aktivitas. Jika aktivitas dihentikan, denyut jantung mulai menurun tetapi pembuluh darah dari otot-otot tetap melebar untuk membuang hasil limbah metabolik. Berkurangnya curah jantung dan meningkatnya kapasitas pembuluh, menyebabkan tekanan darah turun dan pingsan.

  Penurunan volume darah
Volume darah akan berkurang pada:
- perdarahan
- dehidrasi akibat diare, keringat berlebihan dan berkemih berlebihan (yang sering terjadi pada diabetes yang tidak diobati dan penyakit Addison).

  Mekanisme kompensasi terhadap sinyal yang berasal dari bagian tubuh lain
Kram usus bisa mengirim sinyal ke jantung melalui saraf vagus yang akan memperlambat denyut jantung sehingga seseorang pingsan. Keadaan ini disebut sinkop vasomotor atau sinkop vasovagal.
Berbagai sinyal lainnya bisa menyebabkan pingsan jenis ini (misalnya nyeri, ketakutan, melihat darah).

  Pingsan karena batuk (sinkop batuk) atau karena berkemih berlebihan (sinkop mikturisi) biasanya terjadi jika jumlah darah yang mengalir kembali ke jantung berkurang selama mengedan.
Hal ini sering terjadi pada orang tua.

  Sinkop karena menelan dapat menyertai penyakit pada kerongkongan.

Pingsan juga dapat disebabkan oleh:
- Berkurangnya jumlah sel darah merah (anemia)
- Berkurangnya kadar gula darah (hipoglikemi)
- Berkurangnya kadar karbondioksida dalam darah (hipokapni) karena hiperventilasi.

Weight lifter's syncope merupakan akibat dari hiperventilasi sebelum mengangkat beban pada atlet angkat besi.
Pada orang tua, pingsan bisa merupakan bagian dari stroke ringan, dimana aliran darah ke salah satu bagian otak tiba-tiba menurun.

 

GEJALA

Pingsan bisa didahului oleh pusing atau perasaan melayang, terutama pada saat seseorang sedang dalam keadaan berdiri.
Setelah terjatuh, tekanan darah akan kembali meningkat karena penderita telah berbaring dan karena penyebab pingsan telah hilang.
Berdiri terlalu cepat dapat memnyebabkan penderita kembali pingsan.

Jika penyebabnya adalah gangguan irama jantung, pingsan akan terjadi dan berakhir secara tiba-tiba.
Sesaat sebelum pingsan, kadang penderita mengalami palpitasi (jantung berdebar).

Pingsan ortostatik terjadi jika seseorang duduk atau berdiri terlalu cepat.
Parade ground syncope terjadi jika seseorang berdiri untuk waktu yang lama pada cuaca yang panas. Otot kaki tidak digunakan sehingga tidak mendorong darah ke arah jantung, karena itu darah terkumpul di pembuluh balik tungkai dan tekanan darah turun.

Sinkope vasovagal dapat terjadi ketika seseorang duduk atau berdiri, dan sering didahului oleh mual, kelemahan, menguap, penglihatan kabur dan berkeringat.
Penderita terlihat pucat, denyut nadi menjadi sangat lambat dan kemudian pingsan.

Pingsan yang dimulai secara bertahap disertai gejala pendahulu dan juga menghilang secara bertahap, menunjukkan adanya perubahan di dalam kimia darah:
- penurunan kadar gula darah (hipoglikemi)
- penurunan kadar karbondioksida darah (hipokapni) karena hiperventilasi.
Hipokapni sering didahului oleh perasaan tertusuk jarum dan rasa tidak nyaman di dada.

Pingsan histeris bukan merupakan pingsan yang sesungguhnya.
Penderita hanya berpura-pura tidak sadar tetapi tidak memiliki kelainan denyut jantung maupun tekenan darah dan tidak berkeringat serta tidak tampak pucat.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Elektrokardiogram dapat menunjukkan adanya penyakit jantung atau penyakit paru-paru.

Untuk menemukan penyebabnya, dokter bisa memasang monitor Holter pada penderita untuk merekam irama jantung selama 24 jam dan penderita melakukan kegitannya seperti biasa.
Jika irama jantung yang tidak teratur terjadi bersamaan dengan pingsan, kemungkinan penyebabnya adalah suatu kelainan jantung.

Ekokardiogram bisa menunjukkan kelainan struktur maupun kelainan fungsi jantung.

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar gula darah yang rendah (hipoglikemi) atau kekurangan sel darah merah (anemia).

Untuk mendiagnosis epilepsi, yang kadang dikelirukan dengan pingsan, dilakukan pemeriksaan elektroensefalografi.

 

PENGOBATAN

Biasanya berbaring mendatar merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan kesadaran penderita.
Mengangkat kaki dapat mempercepat pemulihan karena bisa meningkatkan aliran darah ke jantung dan otak.
Jika penderita terlalu cepat duduk atau disangga/digendong dalam posisi duduk, dapat terjadi episode pingsan lain.

Pada orang muda yang tidak memiliki penyakit jantung, pingsan biasanya tidak serius, dan jarang diperlukan pemeriksaan diagnostik maupun pengobatan yang lebih lanjut.

Pada usia lebih tua, pingsan bisa disebabkan oleh beberapa keadaan yang berhubungan dengan terhambatnya kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam menyesuaikan fungsinya terhadap penurunan tekanan darah.
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya:

  Denyut jantung yang terlalu lambat dapat diperbaiki dengan pencangkokan alat pacu jantung, suatu alat listrik yang merangsang denyut jantung.

  Pada denyut jantung yang terlalu cepat, bisa diberikan obat untuk memperlambat denyut jantung.

  Jika denyut jantung tidak teratur, dicangkokkan suatu defibrilator untuk menyentak jantung agar kembali ke iramanya yang normal.

Penyebab lain dari pingsan (misalnya hipoglikemi, anemia atau volume darah yang rendah), dapat diobati.

Pada penderita kelainan katup jantung mungkin perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan.

 

Prolaps Katup Mitral

Pada Prolaps Katup Mitral, selama ventrikel berkontraksi, daun katup menonjol ke dalam atrium kiri, kadang-kadang memungkinkan terjadinya kebocoran (regurgitasi) sejumlah kecil darah ke dalam atrium.


Sekitar 2-5% dari populasi mengalami prolaps katup mitral.
Prolaps katup mitral jarang menyebabkan masalah jantung yang serius.

PENYEBAB

Faktor resiko pada prolaps katup mitral:

  Wanita kurus yang memiliki kelainan dinding dada, skoliosis atau penyakit lainnya

  Penderita kelainan septum atrial yang letaknya tinggi pada dinding jantung (ostium sekundum)

  Kehamilan (karena menyebabkan meningkatnya volume darah dan beban kerja jantung)

  Kelelahan.

 

GEJALA

Sebagian besar penderita tidak memiliki gejala.
Beberapa penderita memiliki gejala sebagai berikut:
- nyeri dada
- palpitasi (jantung berdebar)
- sakit kepala migren
- kelelahan
- pusing.

Pada saat penderita berdiri, tekanan darahnya dapat turun di bawah normal.
Palpitasi terjadi akibat kelainan denyut jantung yang sifatnya ringan.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan jika terdengar bunyi 'klik' yang khas melalui stetoskop.
Jika terdengar murmur pada saat ventrikel berkontraksi, berarti terjadi regurgitasi.

Ekokardiografi (teknik penggambaran dengan gelombang ultrasonik), memungkinkan dokter untuk melihat prolaps dan menentukan beratnya regurgitasi.

 

PENGOBATAN

Sebagian besar penderita tidak memerlukan pengobatan.

Jika jantung berdenyut terlalu cepat, beta-blocker dapat digunakan untuk memperlambat denyut jantung serta mengurangi palpitasi dan gejala lainnya.
Jika terjadi regurgitasi, setiap kali sebelum menjalani tindakan pencabutan gigi atau pembedahan, penderita harus mengkonsumsi antibiotik karena terdapat resiko infeksi katup jantung.

 

Regurgitasi Katup Mitral

Regurgitasi Katup Mitral (Inkompetensia Mitral, Insufisiensi Mitral) adalah kebocoran aliran balik melalui katup mitral setiap kali ventrikel kiri berkontraksi.


Pada saat ventrikel kiri memompa darah dari jantung menuju ke aorta, sebagian darah mengalir kembali ke dalam atrium kiri dan menyebabkan meningkatnya volume dan tekanan di atrium kiri.
Terjadi peningkatan tekanan darah di dalam pembuluh yang berasal dari paru-paru, yang mengakibatkan penimbunan cairan (kongesti di dalam paru-paru.

 

PENYEBAB


Dulu demam rematik menjadi penyebab utama dari regurgitasi katup mitral. Tetapi saat ini, di negara-negara yang memiliki obat-obat pencegahan yang baik, demam rematik jarang terjadi.
Misalnya di Amerika Utara dan Eropa Barat, penggunaan antibiotik untuk strep throat (infeksi tenggorokan karena streptokokus), bisa mencegah timbulnya demam rematik. Di wilayah tersebut, demam rematik merupakan penyebab umum dari regurgitasi katup mitral, yang terjadi hanya pada usia lanjut, yang pada masa mudanya tidak memperoleh antibiotik.
Di negara-negara yang memiliki kedokteran pencegahan yang jelek, demam rematik masih sering terjadi dan merupakan penyebab umum dari regurgitasi katup mitral.

Di Amerika Utara dan Eropa Barat, penyebab yang lebih sering adalah serangan jantung, yang dapat merusak struktur penyangga dari katup mitral.
Penyebab umum lainnya adalah degenerasi miksomatous (suatu keadaan dimana katup secara bertahap menjadi terkulai/terkelepai).

 

GEJALA

Regurgitasi katup mitral yang ringan bisa tidak menunjukkan gejala.
Kelainannya bisa dikenali hanya jika dokter melakukan pemeriksaan dengan stetoskop, dimana terdengar murmur yang khas, yang disebabkan pengaliran kembali darah ke dalam atrium kiri ketika ventrikel kanan berkontraksi.

Secara bertahap, ventrikel kiri akan membesar untuk meningkatkan kekuatan denyut jantung, karena ventrikel kiri harus memompa darah lebih banyak untuk mengimbangi kebocoran balik ke atrium kiri.
Ventrikel yang membesar dapat menyebabkan palpitasi ( jantung berdebar keras), terutama jika penderita berbaring miring ke kiri.

Atrium kiri juga cenderung membesar untuk menampung darah tambahan yang mengalir kembali dari ventrikel kiri.
Atrium yang sangat membesar sering berdenyut sangat cepat dalam pola yang kacau dan tidak teratur (fibrilasi atrium), yang menyebabkan berkurangnya efisiensi pemompaan jantung.
Pada keadaan ini atrium betul-betul hanya bergetar dan tidak memompa; berkurangnya aliran darah yang melalui atrium, memungkinkan terbentuknya bekuan darah.

Jika suatu bekuan darah terlepas, ia akan terpompa keluar dari jantung dan dapat menyumbat arteri yang lebih kecil sehingga terjadi stroke atau kerusakan lainnya.

Regurgitasi yang berat akan menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga terjadi gagal jantung, yang akan menyebabkan batuk, sesak nafas pada saat melakukan aktivitas dan pembengkakan tungkai.

 

DIAGNOSA

Regurgitasi katup mitral biasanya diketahui melalui murmur yang khas, yang bisa terdengar pada pemeriksaan dengan stetoskop ketika ventrikel kiri berkontraksi.
Elektrokardiogram (EKG) dan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran ventrikel kiri.

Pemeriksaan yang paling informatif adalah ekokardiografi, yaitu suatu tehnik penggambaran yang menggunakan gelombang ultrasonik.
Pemeriksaan ini dapat menggambarkan katup yang rusak dan menentukan beratnya penyakit.

 

PENGOBATAN

Jika penyakitnya berat, katup perlu diperbaiki atau diganti sebelum ventrikel kiri menjadi sangat tidak normal sehingga kelainannya tidak dapat diatasi.

Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki katup (valvuloplasti) atau menggantinya dengan katup mekanik maupun katup yang sebagian dibuat dari katup babi.
Memperbaiki katup bisa menghilangkan regurgitasi atau menguranginya sehingga gejala dapat ditolerir dan kerusakan jantung dapat dicegah.

Setiap jenis penggantian katup memiliki keuntungan dan kerugian.
Katup mekanik biasanya efektif, tetapi menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah, sehingga biasanya untuk mengurangi resiko tersebut diberikan antikoagulan.
Katup babi bekerja dengan baik dan tidak memiliki resiko terbentuknya bekuan darah, tetapi tidak mampu bertahan selama katup mekanik.
Jika katup pengganti gagal, harus segera diganti.

Fibrilasi atrium juga membutuhkan terapi.
Obat-obatan seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi.

Permukaan katup jantung yang rusak mudah terkena infeksi serius (endokarditis infeksius).
Karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi, seseorang dengan katup yang rusak atau katup buatan harus mengkonsumsi antibiotik sebelum menjalani tindakan pencabutan gigi atau pembedahan.

 

Regurgitasi Katup Trikuspidalis

Regurgitasi Katup Trikuspidalis (Inkompetensia Trikuspidalis, Insuffisiensi Trikuspidalis) adalah kebocoran pada katup trikuspidalis yang terjadi setiap kali ventrikel kanan berkontraksi.

Pada regurgitasi katup trikuspidalis, ketika ventrikel kanan berkontraksi, yang terjadi bukan hanya pemompaan darah ke paru-paru, tetapi juga pengaliran kembali sejumlah darah ke atrium kanan.
Kebocoran ini akan menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam atrium kanan dan menyebabkan pembesaran atrium kanan.
Tekanan yang tinggi ini diteruskan ke dalam vena yang memasuki atrium, sehingga menimbulkan tahanan terhadap aliran darah dari tubuh yang masuk ke jantung.

 

PENYEBAB

Penyebab yang sering ditemukan adalah tertahannya aliran darah dari ventrikel kanan akibat penyakit paru-paru yang berat atau penyempitan pada katup pulmoner (stenosis katup pulmoner).
Sebagai akibatnya, agar bisa memompa lebih kuat dan agar lubang katup meregang, ventrikel kanan menjadi membesar.

 

GEJALA

Selain gejala yang samar, yang berupa kelemahan dan kelelahan karena rendahnya curah jantung; gejala lainnya biasanya adalah rasa tidak enak di perut kanan bagian atas karena pembesaran hati dan pulsasi (denyutan nadi) di leher.
Gejala-gejala tersebut merupakan akibat dari aliran balik darah ke dalam vena.

Pembesaran atrium kanan dapat menyebabkan fibrilasi atrium (denyut jantung yang cepat dan tidak teratur).

Pada akhirnya akan terjadi gagal jantung dan penahanan cairan oleh tubuh, terutama di tungkai.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- riwayat kesehatan penderita
- pemeriksaan fisik
- elektrokardiogram
- rontgen dada,.

Kebocoran katup menyebabkan suara murmur jantung yang dapat didengar melalui stetoskop.
Ekokardiografi dapat memberikan gambaran kebocoran dan beratnya penyakit.

 

PENGOBATAN

Biasanya, regurgitasi katup trikuspidalis tidak memerlukan pengobatan atau hanya memerlukan sedikit pengobatan.Tetapi penyakit paru-paru atau kelainan katup pulmoner yang mendasarinya, mungkin membutuhkan pengobatan.

Irama jantung yang tidak teratur dan gagal jantung biasanya diobati tanpa pembedahan pada katup trikuspidalis.

 

Serangan Jantung

Serangan Jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen.

 

PENYEBAB

Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung.
Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati.

Kemampuan memompa jantung setelah suatu serangan jantung secara langsung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan (infark).
Jika lebih dari separuh jaringan jantung mengalami kerusakan, biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan walaupun kerusakannya tidak luas, jantung tidak mampu memompa dengan baik, sehingga terjadi gagal jantung atau syok.

Jantung yang mengalami kerusakan bisa membesar, dan sebagian merupakan usaha jantung untuk mengkompensasi kemampuan memompanya yang menurun (karena jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat).
Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu serangan jantung memberikan prognosis yang lebih buruk.

Penyebab lain dari serangan jantung adalah:

  Suatu bekuan dari bagian jantungnya sendiri.
Kadang suatu bekuan (embolus) terbentuk di dalam jantung, lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner.

  Kejang pada arteri koroner yang menyebabkan terhentinya aliran darah.
Kejang ini bisa disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau karena merokok, tetapi kadang penyebabnya tidak diketahui.

 

GEJALA

Sekitar 2 dari 3 orang yang mengalami serangan jantung, beberapa hari sebelum terjadinya serangan merasakan nyeri dada yang hilang-timbul, sesak nafas atau kelelahan.
Nyeri dada semakin sering muncul bahkan setelah melakukan aktivitas fisik yang ringan. Unstable angina seperti ini bisa berakhir menjadi suatu serangan jantung.

Nyeri di pertengahan dada menjalar ke punggung, rahang atau lengan kiri; atau yang lebih jarang menjalar ke lengan kanan.
Nyeri bisa timbul di tempat-tempat itu tanpa nyeri dada sama sekali.

Nyeri pada serangan jantung mirip dengan nyeri pada angina tapi lebih hebat dan lebih lama, tidak berkurang dengan istirahat maupun pemberian nitroglliserin.
Kadang-kadang nyeri dirasakan di perut dan disalahartikan sebagai salah makan, terutama karena setelah penderita bersendawa nyeri agak berkurang atau hilang untuk sementara waktu.

Gejala lainnya adalah rasa seperti akan pingsan dan jantung berdebar.
Irama jantung abnormal (aritmia) bisa mempengaruhi kemampuan memompa jantung atau bisa menyebabkan cardiac arrest (jantung berhenti memompa secara efektif), sehingga terjadi penurunan kesadaran atau kematian.

Selama serangan, penderita bisa merasakan gelisah, berkeringat dan cemas dan bisa merasa ajalnya akan segera tiba.
Bibir, tangan dan kaki tampak kebiruan.
Penderita usia lanjut bisa mengalami disorientasi (linglung).

Sebanyak 1 diantara 5 orang yang mengalami serangan jantung, hanya memiliki gejala yang ringan atau tanpa gejala sama sekali
Serangan jantung seperti ini hanya bisa dikenali dari pemeriksaan rutin EKG beberapa waktu kemudian.


KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi adalah ruptur miokardial, gumpalan darah, aritmia (gangguan irama jantung), gagal jantung atau syok atau perikarditis.

Ruptur miokardial

Otot jantung yang mengalami kerusakan akan menjadi lemah, sehingga kadang mengalami robekan karena tekanan dari aksi pompa jantung.
2 bagian jantung yang sering mengalami robekan selama atau setelah suatu serangan jantung adalah dinding otot jantung dan otot yang mengendalikan pembukaan dan penutupan salah satu katup jantung (katup mitralis).
Jika ototnya robek, maka katup tidak dapat berfungsi sehingga secara tiba-tiba terjadi gagal jantung yang berat.

Otot jantung pada dinding yang membatasi kedua ventrikel (septum) atau otot pada dinding luar jantung juga bisa mengalami robekan. Robekan septum kadang dapat diperbaiki melalui pembedahan, tetapi robekan pada dinding luar hampir selalu menyebabkan kematian.

Otot jantung yang mengalami kerusakan karena serangan jantung tidak akan berkontraksi dengan baik meskipun tidak mengalami robekan. Otot yang rusak ini digantikan oleh jaringan parut fibrosa yang kaku dan tidak dapat berkontraksi. Kadang bagian ini akan menggembung pada saat seharusnya berkontraksi.
Untuk mengurangi luasnya daerah yang tidak berfungsi ini bisa diberikan ACE-inhibitor.

Otot yang rusak bisa membentuk penonjolan kecil pada dinding jantung (aneurisma). Adanya aneurisma bisa diketahui dari gambaran EKG yang tidak normal, dan untuk memperkuat dugaan ini bisa dilakukan ekokardiogram.
Aneurisma tidak akan mengalami robekan, tetapi bisa menyebabkan irama jantung yang tidak teratur dan bisa menyebabkan berkurangnya kemampuan memompa jantung.
Darah yang melalui aneurisma akan mengalir lebih lambat, karena itu bisa terbentuk bekuan di dalam ruang-ruang jantung.

Bekuan darah

Pada sekitar 20-60% orang yang pernah mengalami serangan jantung, terbentuk bekuan darah di dalam jantung. Pada 5% dari penderita ini, bekuan bisa pecah, mengalir di dalam arteri dan tersangkut di pembuluh darah yang lebih kecil di seluruh tubuh, menyebabkan tersumbatnya aliran darah ke sebagian dari otak (menyebabkan stroke) atau ke organ lainnya.
Untuk menemukan adanya bekuan di dalam jantung atau untuk mengetahui faktor predisposisi yang dimiliki oleh penderita, dilakukan ekokardiogram.

Untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah ini, seringkali diberikan antikoagulan (misalnya heparin dan warfarain).
Obat ini biasanya diminum selama 3-6 bulan setelah serangan jantung.

 

DIAGNOSA

Jika seorang pria diatas 35 tahun atau seorang wanita diatas 50 tahun mengeluh nyeri dada, biasanya dipertimbangkan kemungkinan suatu serangan jantung.
Diagnosis serangan jantung bisa diperkuat dengan melakukan pemeriksaan berikut:

  1. EKG
    Bila diduga terjadi suatu serangan jantung, maka EKG merupakan pemeriksan diagnostik awal yang paling penting.
    Beberapa kelainan bisa terlihat pada EKG, tergantung ukuran dan lokasi dari kerusakan jantung.
  2. Pemeriksaan darah
    Pemeriksaan darah dilakukan untuk menentukan kadar enzim tertentu.
    Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam selama 24 jam berikutnya.
  3. Ekokardiogram
    Ekokardiogram akan menggambarkan berkurangnya pergerakan sebagian dari dinding ventrikel kiri (ruang jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh), yang merupakan petunjuk adanya kerusakan karena serangan jantung.

Radionuclide imaging.
Penggambaran dengan radionuklida bisa menunjukkan berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otot jantung, yang merupakan petunjuk adanya jaringan parut (jaringan yang mati) akibat serangan jantung.

 

PENGOBATAN

Serangan jantung merupakan suatu keadaan darurat.
Separuh kematian akibat serangan jantung terjadi dalam waktu 3-4 jam pertama setelah terjadinya gejala. Semakin cepat pertolongan diberikan, semakin besar kemungkinan penderita dapat tertolong.

Seseorang yang diduga mengalami serangan jantung biasanya dirawat di unit perawatan jantung, dan untuk menilai kerusakan jantung, dilakukan pemantauan ketat terhadap irama jantung, tekanan darah dan jumlah oksigen dalam darahnya.

Pengobatan Awal

Biasanya segera diberikan tablet aspirin yang harus dikunyah.
Pemberian obat ini akan mengurangi pembentukan bekuan darah di dalam arteri koroner.

Beta-blocker diberikan untuk memperlambat denyut jantung dan supaya jantung tidak bekerja terlalu berat memompa darah ke seluruh tubuh.
Oksigen seringkali diberikan melalui sungkup muka atau selang kecil yang dimasukkan ke dalam lubang hidung. Dengan pemberian oksigen, maka tekanan oksigen di dalam darah akan meningkat sehingga lebih banyak oksigen yang sampai ke jantung dan kerusakan jantung dapat diperkecil.

Jika suatu penyumbatan dalam arteri koroner dapat segera diatasi, maka jaringan jantung dapat diselamatkan.
Bekuan darah dalam arteri seringkali dapat dilarutkan dengan terapi trombolitik, yaitu dengan memberikan streptokinase, urikinase dan aktivator plasminogen jaringan. Agar efektif, obat ini diberikan secara intravena dalam waktu 6 jam setelah terjadinya gejala serangan jantung; karena jika sudah lebih dari 6 jam, beberapa kerusakan sifatnya akan menetap.

Pengobatan dini meningkatkan aliran darah pada 60-80% penderita dan bisa meminimalkan kerusakan jaringan jantung.
Aspirin (mencegah pembentukan bekuan darah dari platelet) atau heparin (menghentikan perdarahan) bisa menambah efektivitas dari terapi trombolitik.

Terapi trombolitik bisa menyebabkan perdarahan, sehingga biasanya tidak diberikan kepada penderita yang:
- mengalami perdarahan saluran pencernaan
- memiliki tekanan darah tinggi yang berat
- baru menderita stroke
- baru menjalani pembedahan.
Penderita lanjut usia yang tidak memiliki keadaan tersebut diatas, bisa menjalani terapi trombolitik dengan aman.

Beberapa rumah sakit menggunakan angioplasti atau pembedahan bypass arteri koroner segera setelah serangan jantung.
Nitroglycerin bisa mengatasi nyeri dengan mengurangi beban kerja jantung, dan biasanya pada awalnya diberikan secara intravena.

Jika obat yang digunakan untuk meningkatkan aliran darah arteri koroner juga tidak berhasil mengurangi gejala serangan jantung, biasanya diberikan suntikan morfin.
Morfin juga merupakan obat penenang dan mengurangi beban kerja jantung.

Pengobatan Lanjutan

Seseorang yang baru mengalami serangan jantung, harus menjalani tirah baring di dalam ruangan yang tenang selama beberapa hari; karena kegembiraan, aktivitas fisik dan stres emosional bisa memperberat kerja jantung.
Pelunak tinja dan pencahar bisa digunakan untuk mencegah sembelit.

Kecemasan dan depresi sering terjadi setelah suatu serangan jantung. Kecemasan yang berat bisa membebani jantung, sehingga diberikan obat penenang.
ACE-inhibitor secara rutin diberikan untuk mengurangi pembesaran jantung, yang sering terjadi setelah suatu serangan jantung.


PROGNOSIS

Sebagian besar penderita yang bertahan hidup selama beberapa hari setelah serangan jantung dapat mengalami kesembuhan total; tetapi sekitar 10% meninggal dalam waktu 1 tahun.
Kematian terjadi dalam waktu 3-4 bulan pertama, terutama pada penderita yang kembali mengalami angina, aritmia ventrikuler dan gagal jantung.


REHABILITASI

Rehabilitasi jantung merupakan bagian yang penting dalam proses penyembuhan.
Tetap berbaring di tempat tidur lebih dari 2-3 hari akan menyebabkan terhentinya aktivitas fisik dan kadang menyebabkan depresi dan rasa ketergantungan.

Pada hari ketiga atau keempat setelah terjadinya serangan jantung, penderita secara bertahap dilatih duduk, melakukan kegiatan pasif, berjalan ke kamar mandi dan melakukan kegiatan yang tidak menimbulkan stres (misalnya membaca) .
Setelah 3-6 minggu, penderita harus secara perlahan meningkatkan aktivitasnya.
Jika tidak terjadi sesak nafas dan nyeri dada, aktivitas normal bisa kembali dilakukan setelah sekitar 6 minggu.

 

PENCEGAHAN

Sedapat mungkin mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit arteri koroner, terutama yang dapat dirubah oleh penderita:

  Berhenti merokok

  Menurunkan berat badan

  Mengendalikan tekanan darah

  Menurunkan kadar kolesterol darah dengan diet atau dengan obat

  Melakukan olah raga secara teratur.

 

Stenosis Katup Aorta

Stenosis Katup Aorta adalah penyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta.

 

PENYEBAB

Di Amerika Utara dan Eropa Barat, stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium di dalam daun katup.
Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia 70-80 tahun.

Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa kanak-kanak.
Pada keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun keduanya.

Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan bawaan.
Pada masa bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak menyebabkan masalah, masalah baru muncul pada masa pertumbuhan anak. Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui katup yang kecil.

Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga, atau memiliki bentuk abnormal seperti corong.
Lama-lama, lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit karena terkumpulnya endapan kalsium.

 

GEJALA

Dinding ventrikel kiri menebal karena ventrikel berusaha memompa sejumlah darah melalui katup aorta yang sempit.

Otot jantung yang membesar membutuhkan lebih banyak darah dari arteri koroner. Persediaan darah yang tidak mencukupi akhirnya akan menyebabkan terjadinya nyeri dada (angina) pada waktu penderita melakukan aktivitas.

Berkurangnya aliran darah juga dapat merusak otot jantung, sehingga curah jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh.
Gagal jantung yang terjadi menyebabkan kelemahan dan sesak nafas ketika melakukan aktivitas.

Penderita stenosis katup aorta yang berat bisa mengalami pingsan ketika melakukan aktivitas, karena katup yang sempit menghalangi ventrikel untuk memompa cukup darah ke arteri di otot, yang telah melebar untuk menerima darah yang kaya akan oksigen.

 

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- bunyi murmur jantung yang khas, yang bisa didengar melalui stetoskop
- kelainan denyut nadi
- kelainan pada EKG
- penebalan dinding jantung yang tampak pada rontgen dada.

Pada penderita yang mengalami angina, sesak nafas atau pingsan; untuk mengetahui penyebabnya dan menentukan beratnya stenosis, bisa dilakukan:
- ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang ultrasonik)
- kateterisasi jantung.

 

PENGOBATAN

Bila penderita dewasa mengalami angina, pingsan dan sesak nafas ketika melakukan aktivitas akibat stenosis katup aorta, maka dilakukan pembedahan untuk mengganti katup, yang sebaiknya dilakukan sebelum terjadinya kerusakan ventrikel kiri yang menetap.
Katup pengganti dapat berupa katup mekanik atau katup yang sebagian terbuat dari katup babi.

Untuk mencegah infeksi katup jantung, setiap penderita dengan katup pengganti, harus mengkonsumsi antibiotik sebelum menjalani tindakan gigi atau pembedahan, .

Pada anak-anak, jika stenosisnya berat, pembedahan dapat dilakukan bahkan sebelum gejala-gejalanya timbul.
Pengobatan dini sangat penting karena kematian mendadak bisa terjadi sebelum timbulnya gejala.

Untuk anak-anak, pilihan yang aman dan efektif untuk mengganti katup adalah perbaikan katup melalui pembedahan dan valvuloplasti balon.
Pada valvuloplasti balon, suatu kateter yang pada ujungnya terpasang balon, dimasukkan ke dalam katup dan balon digelembungkan untuk melebarkan lubang katup.

Valvuloplasti balon juga digunakan pada pasien yang lebih tua yang tidak dapat menjalani pembedahan, meskipun stenosisnya cenderung berulang. Tetapi penggantian katup biasanya merupakan pengobatan terbaik untuk orang dewasa, yang memiliki prognosis sangat baik.

 

Stenosis Katup Mitral

Stenosis Katup Mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitral yang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri.

 

PENYEBAB

Stenosis katup mitral hampir selalu disebabkan oleh demam rematik, yang pada saat ini sudah jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa Barat. Karena itu di wilayah tersebut, stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak mendapatkan antibiotik.

Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak.
Yang khas adalah jika penyebabnya demam rematik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.

Stenosis katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan.
Bayi yang lahir dengan kelainan ini jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun, kecuali jika telah menjalani pembedahan.

Miksoma (tumor jinak di atrium kiri) atau bekuan darah dapat menyumbat aliran darah ketika melewati katup mitral dan menyebabkan efek yang sama seperti stenosis katup mitral.

 

GEJALA

Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan darah di dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung, dimana cairan tertimbun di dalam paru-paru (edema pulmoner).
Jika seorang wanita dengan stenosis katup mitral yang berat hamil, gagal jantung akan berkembang dengan cepat.

Penderita yang mengalami gagal jantung akan mudah merasakan lelah dan sesak nafas.
Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu melakukan aktivitas, tetapi lama-lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.
Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak.

Warna semu kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang menderita stenosis katup mitral.

Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru.

Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur.

 

DIAGNOSA

Dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar murmur jantung yang khas ketika darah mengalir/menyembur melalui katup yang menyempit dari atrium kiri.
Tidak seperti katup normal yang membuka tanpa suara, pada kelainan ini katup sering menimbulkan bunyi gemertak ketika membuka untuk mengalirkan darah ke dalam ventrikel kiri.

Diagnosis biasanya diperkuat dengan pemeriksaan:
- elektrokardiografi
- rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium)
- ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan menggunakan gelombang ultrasonik).

Kadang perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk menentukan luas dan jenis penyumbatannya.

 

PENGOBATAN

Obat-obat seperti beta-blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi atrium.
Jika terjadi gagal jantung, digoxin juga akan memperkuat denyut jantung.

Diuretik dapat mengurangi tekanan darah dalam paru-paru dengan cara mengurangi volume sirkulasi darah.

Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara memuaskan, mungkin perlu dilakukan perbaikan atau penggantian katup.
Pada prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan. Kateter yang pada ujungnya terpasang balon, dimasukkan melalui vena menuju ke jantung. Ketika berada di dalam katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan daun katup yang menyatu.
Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui pembedahan.

Jika kerusakan katupnya terlalu parah, bisa diganti dengan katup mekanik atau katup yang sebagian dibuat dari katup babi.

Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan, kepada penderita diberikan antibiotik pencegahan untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi katup jantung.

 

PENCEGAHAN

Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan mencegah terjadinya demam rematik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelah strep throat (infeksi tenggorokan oleh streptokokus) yang tidak diobati.

 

Stenosis Katup Pulmoner

Stenosis Katup Pulmoner adalah penyempitan lubang katup pulmoner, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.

 

PENYEBAB

Stenosis katup pulmoner jarang terjadi pada orang dewasa, dan biasanya merupakan suatu kelainan bawaan.

 

Stenosis Katup Trikuspidalis

Stenosis Katup Trikuspidalis merupakan penyempitan lubang katup trikuspidalis, yang menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan.

Stenosis katup trikuspidalis menyebabkan atrium kanan membesar dan ventrikel kanan mengecil.
Jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang dan tekanan di dalam vena yang membawa darah kembali ke jantung meningkat.

 

PENYEBAB

Hampir semua kasus disebabkan oleh demam rematik, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Penyebab lainnya adalah:
- tumor di atrium kanan
- penyakit jaringan ikat
- kelainan bawaan.

 

GEJALA

Gejala umumnya ringan.
Penderita bisa mengalami palpitasi (jantung berdebar) atau pulsasi (denyut nadi yang keras) di leher, dan seluruh badan terasa lelah.

Rasa tidak enak di perut bisa terjadi jika peningkatan tekanan di dalam vena menyebabkan pembesaran hati.

 

DIAGNOSA

Pada pemeriksaan dengan stetoskop, akan terdengar bunyi murmur jantung.
Rontgen dada menunjukkan pembesaran atrium kanan.

Ekokardiogram memberikan gambaran stenosis dan beratnya penyakit.
Elektrokardiogram menunjukkan perubahan yang menunjukkan adanya peregangan pada atrium kanan.

 

PENGOBATAN

Stenosis katup trikuspidalis jarang memerlukan tindakan pembedahan. 

Syok

Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.

Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).

Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok:

  1. Syok kardiogenik (berhubungan dengan kelainan jantung)
  2. Syok hipovolemik ( akibat penurunan volume darah)
  3. Syok anafilaktik (akibat reaksi alergi)
  4. Syok septik (berhubungan dengan infeksi)

Syok neurogenik (akibat kerusakan pada sistem saraf).

 

PENYEBAB

Syok bisa disebabkan oleh:

  Perdarahan (syok hipovolemik)

  Dehidrasi (syok hipovolemik)

  Serangan jantung (syok kardiogenik)

  Gagal jantung (syok kardiogenik)

  Trauma atau cedera berat

  Infeksi (syok septik)

  Reaksi alergi (syok anafilaktik)

  Cedera tulang belakang (syok neurogenik)

  Sindroma syok toksik.

 

GEJALA

Gejala yang timbul tergantung kepada penyebab dan jenis syok.
Gejalanya bisa berupa:
- gelisah
- bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
- nyeri dada
- linglung
- kulit lembab dan dingin
- pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih
- pusing
- pingsan
- tekanan darah rendah
- pucat
- keringat berlebihan, kulit lembab
- denyut nadi yang cepat
- pernafasan dangkal
- tidak sadarkan diri
- lemah.

 

DIAGNOSA

Diagnosais ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

 

PENGOBATAN

Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan kaki sedikit dinaikkan untuk mempermudah kembalinya darah ke jantung.

Setiap perdarahan segera dihentikan dan pernafasan penderita diperiksa.
Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi untuk mencegah terhirupnya muntahan.
Jangan diberikan apapun melalui mulut.

Tenaga kesehatan bisa memberikan bantuan pernafasan mekanis.
Obat-obatan diberikan secara intravena.
Obat bius (narkotik), obat tidur dan obat penenang biasanya tidak diberikan karena cenderung menurunkan tekanan darah.

Cairan diberikan melalui infus. Bila perlu, diberikan transfusi darah.
Cairan intravena dan transfusi darah mungkin tidak mempu mengatasi syok jika perdarahan atau hilangnya cairan terlus berlanjut atau jika syok disebabkan oleh serangan jantung atau keadaan lainnya yang tidak berhubungan dengan volume darah.

Untuk menambah aliran darah ke otak atau jantung bisa diberikan obat yang mengkerutkan pembuluh darah.
Pemberian obat ini dilakukan sesingkat mungkin karena bisa mengurangi aliran darah ke jaringan.

Jika penyebabnya adalah aksi pompa jantung yang tidak memadai, dilakukan usaha untuk memperbaiki kinerja jantung.
Kelainan denyut dan irama jantung diperbaiki dan volume darah ditingkatkan (bila perlu).
Untuk memperlambat denyut jantung bisa diberikan atropin.
Obat lainnya bisa diberikan untuk memperbaiki kemampuan kontraski otot jantung.

Pada serangan jantung, bisa dimasukkan pompa balon ke dalam aorta, yang untuk sementara waktu bisa meredakan syok.
Sesudah prosedur ini, mungkin perlu dilakukan operasi bypass arteri koroner atau pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung.

Pada beberapa kasus yang terjadi setelah serangan jantung, untuk memperbaiki aksi pompa jantung yang tidak memadai dan untuk memperbaiki syok, dilakukan angioplasi koroner transluminal perkutaneus darurat guna membuka arteri yang tersumbat.
Jika tindakan tersebut tidak dilakukan, diberikan obat trombolitik sesegera mungkin.

Syok yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah yang berlebihan diatasi terutama dengan obat-obat yang mengkerutkan pembuluh darah.


PROGNOSIS

Jika tidak diobati, biasanya berakibat fatal.
Jika diobati, hasilnya tergantung kepada penyebabnya, jarak antara timbulnya syok sampai dilakukannya pengobatan serta jenis pengobatan yang diberikan.

Kemungkinan terjadinya kematian pada syok karena serangan jantung atau syok septik pada penderita usia lanjut sangat tinggi.

 

PENCEGAHAN

Mencegah syok lebih mudah daripada mencoba mengobatinya.
Pengobatan yang tepat terhadap penyebabnya bisa mengurangi resiko terjadinya syok.

 

Tekanan Darah Tinggi
(Hipertensi)

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.

Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.


Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori

Tekanan Darah Sistolik

Tekanan Darah Diastolik

Normal

Dibawah 130 mmHg

Dibawah 85 mmHg

Normal tinggi

130-139 mmHg

85-89 mmHg

Stadium 1
(Hipertensi ringan)

140-159 mmHg

90-99 mmHg

Stadium 2
(Hipertensi sedang)

160-179 mmHg

100-109 mmHg

Stadium 3
(Hipertensi berat)

180-209 mmHg

110-119 mmHg

Stadium 4
(Hipertensi maligna)

210 mmHg atau lebih

120 mmHg atau lebih



PENGENDALIAN TEKANAN DARAH

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
    Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika:
- aktivitas memompa jantung berkurang
- arteri mengalami pelebaran
- banyak cairan keluar dari sirkulasi
maka tekanan darah akan menurun.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

  1. Perubahan fungsi ginjal
    Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
    - Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal.
    - Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
    - Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.

    Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
    Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
    Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

 

PENYEBAB

Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Hipertensi esensial kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

  1. Penyakit Ginjal
    - Stenosis arteri renalis
    - Pielonefritis
    - Glomerulonefritis
    - Tumor-tumor ginjal
    - Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
    - Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
    - Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
  2. Kelainan Hormonal
    - Hiperaldosteronisme
    - Sindroma Cushing
    - Feokromositoma
  3. Obat-obatan
    - Pil KB
    - Kortikosteroid
    - Siklosporin
    - Eritropoietin
    - Kokain
    - Penyalahgunaan alkohol
    - Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Porfiria intermiten akut
- Keracunan timbal akut.

 

GEJALA

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

DIAGNOSA

Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.

Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi.
Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi.

Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.

Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.
Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.

Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada.
Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).

Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.

Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih.
Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia muda.
Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu.

Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal sebelumnya.
Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan).
Dilakukan analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.

Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin.
Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat.

Penyebab lainnya bisa ditemukan melalui pemeriksaan rutin tertentu.
Misalnya mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.

 

PENGOBATAN

Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:

  1. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
  2. Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah tinggi.
    Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
  3. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
    Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya terkendali.
  4. Berhenti merokok.

PEMBERIAN OBAT-OBATAN

  1. Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi.
    Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
    Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
    Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
    Diuretik sangat efektif pada:
    - orang kulit hitam
    - lanjut usia
    - kegemukan
    - penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun
  2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.
    Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
    Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
    - penderita usia muda
    - penderita yang pernah mengalami serangan jantung
    - penderita dengan denyut jantung yang cepat
    - angina pektoris (nyeri dada)
    - sakit kepala migren.
  3. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
    Obat ini efektif diberikan kepada:
    - orang kulit putih
    - usia muda
    - penderita gagal jantung
    - penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik
    - pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
  4. Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.
  5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-benar berbeda.
    Sangat efektif diberikan kepada:
    - orang kulit hitam
    - lanjut usia
    - penderita angina pektoris (nyeri dada)
    - denyut jantung yang cepat
    - sakit kepala migren.
  6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
    Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.
  7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
    Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah):
    - diazoxide
    - nitroprusside
    - nitroglycerin
    - labetalol.
    Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.

PENGELOLAAN HIPERTENSI SEKUNDER

Pengobatan hipertensi sekunder tergantung kepada penyebabnya.
Mengatasi penyakit ginjal kadang dapat mengembalikan tekanan darah ke normal atau paling tidak menurunkan tekanan darah.

Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya terpasang 

balon dan mengembangkan balon tersebut.
Atau bisa dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass).

Tumor yang menyebabkan hipertensi (misalnya feokromositoma) biasanya diangkat melalui pembedahan.

 

PENCEGAHAN

Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.

 

Trombosis Vena Dalam

Trombosis Vena Dalam adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah di dalam vena dalam.

Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah disebut trombus.
Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena dalam.

Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga menyumbat aliran darah.
Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli.

Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk emboli.
Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang tersangkut, terutama ketika penderita kembali aktif.

Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru.
Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan dengan cepat menyebabkan kematian.

PENYEBAB

Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam:

  1. Cedera pada lapisan vena
  2. Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah : terjadi pada beberapa kanker dan pemakaian pil KB (lebih jarang).
    Cedera atau pembedahan mayor juga bisa meningkatkan kecenderungan terbentuknya bekuan darah.
  3. Melambatnya aliran darah di dalam vena : terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju jantung.
    Misalnya trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung yang berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada penderita lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi.

Trombosis juga bisa terjadi pada orang sehat yang duduk terlalu lama (misalnya ketika menempuh perjalanan atau penerbangan jauh).

GEJALA

Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Jika trombosis menyebabkan peradangan hebat dan penyumbatan aliran darah, otot betis akan membengkak dan bisa timbul rasa nyeri, nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat.
Pergelangan kaki, kaki atau paha juga bisa membengkak, tergantung kepada vena mana yang terkena.

Beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah menjadi jaringan parut, yang bisa merusak katup dalam vena. Sebagai akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki.
Jika penyumbatannya tinggi, edema bisa menjalar ke tungkai dan bahkan sampai ke paha.
Pagi sampai sore hari edema akan memburuk karena efek dari gaya gravitasi ketika duduk atau berdiri. Sepanjang malam edema akan menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar, maka pengosongan vena akan berlangsung dengan baik.

Gejala lanjut dari trombosis adalah pewarnaan coklat pada kulit, biasanya diatas pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit.
Kulit yang berubah warnanya ini sangat peka, cedera ringanpun (misalnya garukan atau benturan), bisa merobek kulit dan menyebabkan timbulnya luka terbuka (ulkus, borok).

DIAGNOSA

Diagnosis mungkin sulit ditegakkan karena tidak ditemukan nyeri dan seringkali tidak ditemukan pembengkakan atau pembengkakannya bersifat ringan.
Jika diduga suatu trombosis, maka untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksan USG dupleks pada vena tungkai.

Jika ditemukan gejala emboli paru, dilakukan skening dada dengan radioaktif untuk memperkuat diagnosis dan skening dupleks untuk memeriksa tungkai.

 

PENGOBATAN

Pembengkakan tungkai

Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara berbaring dan menaikkan tungkai atau dengan menggunakan perban kompresi.
Perban ini harus dipasang oleh dokter atau perawat dan dipakai selama beberapa hari. Selama pemasangan perban, penderita harus tetap berjalan.
Jika pembengkakan belum seluruhnya hilang, perban harus kembali digunakan.

Jika perban kompresi sudah tidak dikenakan lagi, maka untuk mencegah kambuhnya pembengkakan penderita diharuskan menggunakan stoking elastis setiap hari.
Stoking tidak harus digunakan diatas lutut, karena pembengkakan diatas lutut tidak menyebabkan komplikasi.

Ulkus di kulit

Jika timbul ulkus (luka terbuka, borok) di kulit yang terasa nyeri, gunakan perban kompresi 1-2 kali/minggu karena bisa memperbaiki aliran darah dalam vena.
Ulkus hampir selalu mengalami infeksi dan mengeluarkan nanah berbau.

Jika aliran darah di dalam vena sudah membaik, ulkus akan sembuh dengan sendirinya.
Untuk mencegah kekambuhan, setelah ulkus sembuh, gunakan stoking elastis setiap hari.
Meskipun jarang terjadi, pada ulkus yang tidak kunjung sembuh, kadan g perlu dilakukan pencangkokan kulit.

 

PENCEGAHAN

Meskipun resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan seluruhnya, tetapi dapat dikurangi melalui beberapa cara:

  Orang-orang yang beresiko menderita trombosis vena dalam (misalnya baru saja menjalani pembedahan mayor atau baru saja melakukan perjalanan panjang), sebaiknya melakukan gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit.

  Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk. Tetapi stoking elastis memberikan sedikit perlindungan dan jika tidak digunakan dengan benar, bisa memperburuk keadaan dengan menimbulkan menyumbat aliran darah di tungkai.

  Yang lebih efektif dalam mengurangi pembentukan bekuan darah adalah pemberian obat antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan.

  Stoking pneumatik merupakan cara lainnya untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Stoking ini terbuat dari plastik, secara otomatis memompa dan mengosongkan melalui suatu pompa listrik, karena itu secara berulang-ulang akan meremas betis dan mengosongkan vena.
Stoking digunakan sebelum, selama dan sesudah pembedahan sampai penderita bisa berjalan kembali.

 

Varises Vena

Varises Vena (vena varikosa) adalah pelebaran vena permukaan di tungkai.

 

PENYEBAB

Penyebab pasti dari varises vena tidak diketahui, tetapi kemungkinan penyebabnya adalah suatu kelemahan pada dinding vena permukaan.
Lama-lama kelemahan ini menyebabkan vena kehilangan kelenturannya. Vena akan meregang dan menjadi lebih panjang dan lebih lebar. Untuk menyesuaikan dengan ruangnya yang normal, vena yang memanjang ini menjadi berliku-liku dan jika menyebabkan penonjolan di kulit yang menutupinya, akan tampak gambaran yang menyerupai ular.

Pelebaran vena menyebabkan terpisahnya daun-daun katup. Sebagai akibatnya, jika penderita berdiri, vena dengan cepat akan terisi oleh darah dan vena berdinding tipis yang berliku-liku ini akan semakin melebar.

Pelebaran vena juga mempengaruhi beberapa vena yang berhubungan, yang dalam keadaan normal mengalirkan darah hanya dari vena permukaan ke vena dalam. Jika katup-katup pada vena tersebut gagal, maka pada saat otot menekan vena dalam, darah akan menyembur kembali ke dalam vena permukaan, sehingga vena permukaan menjadi lebih teregang.

 

GEJALA

Selain tidak enak dilihat, varise vena sering terasa sakit dan menyebabkan kaki mudah lelah. Tetapi banyak juga penderita yang tidak merasakan nyeri, meskipun venanya sangat melebar.

Tungkai bagian bawah dan pergelangan kaki bisa terasa gatal, terutama jika tungkai dalam keadaan hangat (setelah menggunakan kaos kaki atau stoking).
Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruk dan menyebabkan kulit tampak kemerahan atau timbul ruam. Hal ini sering disalah-artikan sebagai kulit yang kering.

Gejala yang terjadi pada varises yang sedang berkembang kadang lebih buruk daripada gejala pada vena yang telah sepenuhnya teregang.


KOMPLIKASI

Hanya sebagian kecil penderita yang memiliki komplikasi, yaitu berupa:

  Dermatitis, menyebabkan ruam kemerahan, bersisik dan terasa gatal atau daerah kecoklatan; biasanya pada bagian dalam tungkai, diatas pergelangan kaki.
Penggarukan atau luka kecil bisa menyebabkan terbentuknya ulkus (borok) yang terasa nyeri dan tidak sembuh-sembuh.

  Flebitis, bisa terjadi secara spontan atau setelah suatu cedera; biasanya menimbulkan nyeri tetapi tidak berbahaya.

  Perdarahan.
Jika kulit diatas varises sangat tipis, cedera ringan (terutama karena penggarukan atau pencukuran) bisa menyebabkan perdarahan. Perdarahan juga bisa berasal dari borok.

 

DIAGNOSA

Varises vena biasanya dapat terlihat sebagai penonjolan dibawah kulit, tetapi gejalanya mungkin saja timbul sebelum vena terlihat dari luar.
Jika varises belum terlihat, dilakukan peminjatan tungkai untuk menentukan beratnya penyakit ini.

Rontgen atau USG dilakukan untuk menilai fungsi dari vena dalam.
Pemeriksaan ini biasanya hanya dilakukan jika perubahan di kulit menunjukkan adanya kelainan fungsi dari vena dalam atau jika pergelangan kaki penderita bengkak karena edema (penimbunan carian di dalam jaringan dibawah kulit). Varisesnya sendiri tidak menyebabkan edema.

 

PENGOBATAN

Karena varises vena tidak dapat disembuhkan, pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi gejala, memperbaiki penampilan dan mencegah komplikasi.
Mengangkat kaki bisa mengurangi gejala tetapi tidak dapat mencegah varises vena.
Varises vena yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu setelah melahirkan.

Stoking elastis bekerja dengan cara menekan vena dan mencegah peregangan dan perlukaan pada vena.
Penderita yang tidak ingin menjalani pembedahan atau terapi suntikan atau penderita yang memiliki masalah medis sehingga tidak boleh menjalani pembedahan maupun terapi suntikan, bisa menggunakan stoking elastis ini.

Pembedahan

Tujuan dari pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin varises vena.
Vena superfisial yang paling besar adalah vena safena magna, yang berjalan mulai dari pergelangan kaki sampai selangkangan, dimana vena ini bergabung dengan vena dalam. Vena safena dapat diangkat melalui prosedur yang disebut stripping.
Vena permukaan memiliki peran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan vena dalam, karena itu pengangkatan vena permukaan tidak mengganggu sirkulasi darah selama vena dalam berfungsi dengan normal.

Terapi suntikan

Pada terapi suntikan, vena ditutup, sehingga tidak ada darah yang dapat melewatinya. Suatu larutan disuntikkan untuk mengiritasi vena dan menyebabkan terbentuknya gumpalan (trombus.
Pada dasarnya prosedur ini menyebabkan flebitis permukaan yang tidak berbahaya. Penyembuhan trombus menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang akan menyumbat vena. Tetapi trombus mungkin saja terlarut dan varises vena kembali terbuka.

Jika diameter dari vena yang disuntik ini bisa berkurang melalui penekanan oleh teknik pembebatan khusus, maka ukuran trombus bisa diperkecil sehingga lebih mungkin terbentuk jaringan parut, seperti yang diharapkan.
Keuntungan lain dari pembebatan adalah bahwa penekanan yang tepat bisa menghilangkan nyeri, yang biasanya menyertai flebitis permukaan.

Terapi suntikan biasanya dilakukan hanya jika varises kembali timbul setelah pembedahan atau jika penderita menginginkan tungkainya tampak cantik.

 

Tumor Jantung

Tumor adalah suatu pertumbuhan abnormal, bisa berupa kanker (maligna, ganas) ataupun nonkanker (benigna, jinak).

Tumor pada jantung dibagi menjadi 2 kelompok:

  Tumor primer : berasal dari dalam jantung dan bisa terjadi pada bagian manapun dari jaringan jantung
Tumor ini bisa berupa kanker atau nonkanker dan biasanya jarang terjadi.

  Tumor sekunder : berasal dari bagian tubuh yang lain (biasanya paru-paru, payudara, darah dan kulit), yang menyebar ke jantung dan selalu berupa keganasan.
Tumor sekunder 30-40 kali lebih sering ditemukan.


MIKSOMA


Miksoma adalah tumor jinak, dimana bentuk jantung biasanya tidak teratur dan kepadatannya seperti jeli (agar-agar).

50% dari tumor primer adalah miksoma.
75% dari miksoma ditemukan di atrium kiri (bilik jantung yang menerima darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru).

Miksoma di atrium kiri sering tumbuh bertangkai dan dapat berayun dengan bebas mengikuti aliran darah seperti bola yang terikat oleh tali.
Pada saat berayun, tumor bergerak keluar masuk pada katup mitral di dekatnya. Ayunan ini bisa menyumbat dan membuka katup secara berulang, sehingga darah berhenti dan mengalir secara bergantian.

Serangan kongesti paru atau pingsan dan sesak nafas dapat terjadi jika penderita berdiri karena gaya gravitasi menarik tumor ke bawah dan menyumbat katup; gejala ini bisa dikurangi dengan berbaring.

Tumor dapat merusak katup mitral, sehingga aliran darah yang melewatinya bocor, menimbulkan bunyi murmur yang dapat didengar melalui stetoskop.

Bagian dari miksoma atau bekuan darah yang berasal dari permukaan miksoma bisa pecah, lalu mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah. Gejalanya tergantung kepada pembuluh darah mana yang tersumbat.
Bila menyumbat pembuluh darah yang menuju ke otak akan menyebabkan stroke, sedangkan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru bisa menyebabkan nyeri dan batuk darah.

Gejala lain dari miksoma adalah:
- demam
- penurunan berat badan
- pilek
- nyeri pada jari-jari tangan dan kaki karena cuaca dingin (fenomena Raynaud)
- anemia
- jumlah trombosit darah yang rendah.

TUMOR PRIMER LAINNYA

Tumor jantung jinak lainnya yang lebih jarang terjadi adalah fibroma dan rabdomioma, yang bisa tumbuh secara langsung dari sel-sel jaringan fibrosa dan sel-sel otot jantung.

Rabdomioma terjadi pada masa bayi atau masa kanak-kanak, biasanya disebut sklerosis tuberus.
Biasanya anak-anak akan bertahan hidup kurang dari 1 tahun.

 

GEJALA

Tumor jantung bisa tidak menimbulkan gejala atau bisa menyebabkan kelainan fungsi jantung seperti pada penyakit jantung lainnya, yang dapat berakibat fatal.
Kelainan fungsi jantung yang bisa terjadi adalah:
- gagal jantung yang terjadi secara tiba-tiba
- ketidakteraturan irama jantung yang terjadi secara tiba-tiba
- penurunan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba akibat perdarahan ke dalam perikardium (kantung jantung).

 

DIAGNOSA

Tumor jantung sulit didiagnosis karena kejadiannya sangat jarang dan karena gejala-gejalanya mirip dengan penyakit lainnya.

Biasanya dokter memiliki alasan tertentu untuk menduga adanya tumor jantung.
Misalnya jika seseorang menderita kanker di tempat lain, tetapi mengeluhkan gejala-gejala kelainan fungsi jantung, maka diduga suatu tumor jantung.

Beberapa pemeriksaan yang juga digunakan untuk mendiagnosis tumor jantung:

  1. Ekokardiografi (pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan melalui dinding dada)
  2. Ekokardiografi transesofageal (pemeriksaan jantung dengan menggunakan gelombang suara yang dipantulkan melalui kerongkongan)
  3. Foto rontgen yang dilakukan setelah penyuntikkan bahan radioaktif
  4. CT scan dan MRI scan.

Jika tumor telah ditemukan, diambil contoh jaringan dengan menggunakan selang khusus, untuk menentukan jenis tumor dan jenis pengobatan yang akan dilakukan.

 

PENGOBATAN

Tumor jantung primer nonkanker tunggal biasanya dapat diangkat melalui pembedahan dan bisa menyembuhkan penderita.
Pembedahan tidak dilakukan pada tumor yang lebih dari satu atau pada tumor yang sangat besar.

Tumor primer dan sekunder yang ganas tidak dapat disembuhkan, hanya gejalanya saja yang dapat diatasi.

 

 

Tidak ada komentar: